SwaraWarta.co.id – Jakarta akan mengadakan aksi pemadaman lampu serentak pada Sabtu (9/11/2024) malam.
Aksi ini dijadwalkan berlangsung selama satu jam, mulai pukul 20.30 hingga 21.30 WIB,
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
dan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya penghematan energi serta mengurangi emisi karbon yang berdampak negatif terhadap lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, dalam pernyataan resminya pada Jumat (8/11/2024),
menyatakan bahwa pemadaman lampu ini merupakan bagian dari upaya Pemprov DKI Jakarta untuk mendorong pengurangan konsumsi listrik sekaligus memberi kontribusi positif bagi lingkungan.
“Aksi pemadaman lampu diharapkan dapat mengurangi konsumsi energi listrik dan emisi karbon, serta memberikan dampak positif bagi lingkungan,” ungkap Asep.
Program pemadaman lampu serentak ini diselenggarakan sejalan dengan Instruksi Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 14 Tahun 2021.
Instruksi ini mengamanatkan agar sosialisasi serupa mengenai penghematan energi dan kesadaran lingkungan dilakukan minimal empat kali dalam setahun.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa warga Jakarta semakin sadar akan pentingnya menjaga lingkungan dan turut berpartisipasi dalam langkah-langkah kecil yang bisa memberikan dampak besar dalam jangka panjang.
Dalam rangka mendukung aksi ini, seluruh bangunan dan gedung kantor milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan turut serta memadamkan lampu.
Namun, pengecualian diberikan untuk fasilitas kesehatan yang harus tetap beroperasi penuh seperti rumah sakit, puskesmas, dan klinik.
Aksi pemadaman ini juga merupakan bagian dari rangkaian acara yang disebut “Cinta Puspa dan Satwa Nasional Tahun 2024,” yang dirancang untuk mengingatkan warga akan pentingnya menjaga keberagaman hayati dan kelestarian lingkungan.
Selain gedung-gedung milik pemerintah, sejumlah ikon kota Jakarta juga akan ikut serta dalam pemadaman lampu ini.
Beberapa simbol kota yang akan dimatikan lampunya antara lain Gedung Balai Kota, Monumen Nasional (Monas), Patung Arjuna Wiwaha, Bundaran Hotel Indonesia (HI), Patung Pemuda, Patung Pahlawan, dan Patung Jenderal Sudirman.
Dengan mematikan lampu pada bangunan dan monumen yang menjadi kebanggaan warga Jakarta, aksi ini diharapkan dapat menyentuh masyarakat secara emosional, mengingatkan mereka akan pentingnya kontribusi kecil yang bisa dilakukan setiap individu untuk menjaga lingkungan.
Asep Kuswanto berharap bahwa aksi ini dapat menjadi momentum bagi masyarakat Jakarta untuk lebih peduli terhadap isu lingkungan.
Aksi sederhana berupa mematikan lampu selama satu jam diharapkan mampu meningkatkan kesadaran publik tentang pentingnya penggunaan energi yang bijak.
Dengan langkah sederhana ini, masyarakat diingatkan bahwa upaya penghematan energi dapat dimulai dari hal-hal kecil, seperti mematikan lampu dan perangkat elektronik yang tidak diperlukan.
Pemprov DKI Jakarta juga mengajak seluruh warga untuk ikut berpartisipasi dalam aksi ini dengan mematikan lampu rumah atau kantor mereka selama satu jam.
Partisipasi aktif dari masyarakat dalam pemadaman lampu ini tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga memberi contoh nyata bagi generasi muda mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
Aksi pemadaman lampu ini mencerminkan komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam menjaga keberlanjutan lingkungan kota.
Di tengah berbagai tantangan urbanisasi yang dihadapi kota besar seperti Jakarta, langkah ini menjadi bagian dari upaya kolektif untuk menjaga kualitas udara, mengurangi polusi, dan menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi warga.
Kegiatan pemadaman lampu serentak ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dari tindakan lebih besar untuk pengelolaan lingkungan di masa depan.
Diharapkan pula bahwa aksi semacam ini dapat menginspirasi kota-kota lain di Indonesia untuk mengadopsi inisiatif serupa dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan dan menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata dampaknya.***