Mengapa Pemisahan Antara Budaya Tinggi dan Budaya Populer Tidak Lagi Relevan dalam Masyarakat Modern

- Redaksi

Thursday, 7 November 2024 - 17:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Dalam era globalisasi, batas antara budaya tinggi dan populer semakin tipis. Temukan alasan mengapa pemisahan keduanya tidak lagi relevan dalam masyarakat modern

Dalam era globalisasi, batas antara budaya tinggi dan populer semakin tipis. Temukan alasan mengapa pemisahan keduanya tidak lagi relevan dalam masyarakat modern

SwaraWarta.co.id –  Dalam era masyarakat modern yang serba terhubung, konsep pemisahan antara budaya tinggi dan budaya populer semakin kabur. Budaya tinggi, yang sering kali mencakup karya sastra klasik, musik orkestra, dan seni rupa, dahulu dianggap sebagai simbol status dan intelektualitas. Di sisi lain, budaya populer atau pop culture, mencakup hiburan seperti musik pop, film komersial, dan fashion yang dianggap lebih “ringan” dan mudah diakses oleh masyarakat luas. Namun, dengan perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan cara pandang masyarakat, pemisahan ini mulai kehilangan relevansinya.

Artikel ini akan membahas alasan mengapa pemisahan antara budaya tinggi dan budaya populer tidak lagi relevan di masyarakat modern, serta bagaimana pergeseran ini memengaruhi pemahaman kita terhadap nilai dan ekspresi budaya.

1. Definisi Budaya Tinggi dan Budaya Populer

Agar lebih memahami relevansi topik ini, penting untuk menguraikan definisi dari kedua istilah tersebut dan bagaimana keduanya telah berkembang.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

a. Budaya Tinggi

Budaya tinggi sering kali merujuk pada karya seni dan ekspresi intelektual yang dikaitkan dengan kelas atas atau elit. Seni klasik seperti opera, simfoni, karya sastra besar, dan arsitektur megah merupakan bagian dari budaya tinggi. Budaya ini dianggap memiliki nilai estetika yang lebih dalam dan lebih tinggi daripada bentuk budaya lainnya.

b. Budaya Populer

Budaya populer adalah ekspresi budaya yang lebih mudah diakses oleh masyarakat luas, seperti musik pop, sinetron, film blockbuster, dan mode pakaian yang tren. Budaya populer kerap kali dianggap “ringan” karena berfokus pada hiburan dan kesenangan instan. Namun, popularitasnya di kalangan masyarakat umum membuat budaya ini memiliki daya tarik tersendiri.

Baca Juga :  Festival Permainan Tradisional di Banyuwangi: Menghidupkan Keceriaan Anak-Anak di Era Digital

Perbedaan ini dulunya bersifat hierarkis, di mana budaya tinggi ditempatkan pada posisi yang lebih prestisius daripada budaya populer. Akan tetapi, perkembangan masyarakat modern menunjukkan bahwa hierarki ini tidak lagi relevan.

2. Pengaruh Globalisasi dan Teknologi dalam Mencampurkan Budaya

Perkembangan teknologi dan globalisasi menjadi faktor utama dalam hilangnya batas antara budaya tinggi dan budaya populer.

a. Akses yang Luas dan Mudah terhadap Semua Jenis Budaya

Dulu, akses terhadap budaya tinggi cenderung terbatas pada masyarakat kelas atas atau wilayah tertentu. Namun, dengan adanya internet dan platform streaming seperti YouTube, Netflix, dan Spotify, masyarakat di seluruh dunia kini dapat mengakses musik klasik, film indie, hingga drama Korea yang mungkin dulu dianggap “populer” atau “murahan” di kalangan budaya tinggi. Akses ini menghilangkan batasan eksklusivitas yang dahulu melekat pada budaya tinggi.

b. Pengaruh Pertukaran Budaya

Globalisasi memudahkan pertukaran budaya antarnegara. Saat ini, musik jazz yang berasal dari Amerika Serikat dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia, sementara batik, yang dahulu merupakan simbol budaya Indonesia, kini diakui di dunia internasional. Proses ini mendorong masyarakat untuk melihat bahwa setiap bentuk budaya memiliki nilai dan kekayaan tersendiri, tanpa memandang status atau hirarki.

3. Pergeseran Pandangan tentang Nilai Estetika

Pergeseran nilai estetika juga berperan dalam memudarnya pemisahan antara budaya tinggi dan budaya populer. Dalam dunia modern, pandangan masyarakat terhadap estetika sudah semakin subjektif dan inklusif.

a. Apresiasi terhadap Keunikan dan Keaslian

Masyarakat modern cenderung lebih menghargai keaslian dan keunikan dalam seni. Hal ini dapat dilihat dari maraknya penghargaan dan apresiasi terhadap karya seni kontemporer dan budaya populer. Sebuah film populer dengan cerita unik atau tema yang relevan dapat diapresiasi sama tingginya dengan film klasik. Ini menunjukkan bahwa masyarakat tidak lagi menilai seni semata-mata dari latar belakang budaya atau statusnya, tetapi dari pesan dan nilai yang disampaikan.

Baca Juga :  Perbedaan Lokasi Absolut dan Lokasi Relatif: Panduan Memahami Letak Suatu Tempat

b. Konsep Crossover dalam Seni dan Budaya

Saat ini, banyak karya yang menggabungkan elemen dari budaya tinggi dan budaya populer, yang disebut crossover. Misalnya, banyak musisi klasik yang berkolaborasi dengan artis pop atau DJ elektronik. Kolaborasi seperti ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah mulai menerima perpaduan berbagai unsur budaya sebagai hal yang baru dan menarik.

4. Penerimaan Multikulturalisme dan Penghargaan terhadap Diversitas

Modernitas mendorong penerimaan multikulturalisme dan penghargaan terhadap diversitas. Hal ini membawa pengaruh besar dalam menghapus sekat-sekat budaya.

a. Penghargaan terhadap Keanekaragaman Budaya

Multikulturalisme mendorong masyarakat untuk lebih terbuka terhadap bentuk-bentuk budaya yang berbeda. Seiring berjalannya waktu, masyarakat modern tidak lagi memandang budaya populer sebagai “rendahan”, karena mereka melihat nilai yang ada di balik setiap ekspresi budaya, baik itu tinggi maupun populer.

b. Penghargaan terhadap Ragam Ekspresi Seni

Saat ini, bentuk seni kontemporer atau seni jalanan (seperti grafiti) yang dahulu dianggap bagian dari budaya populer kini sering dipajang di galeri seni. Bentuk-bentuk seni ini tidak hanya diapresiasi karena estetika visualnya tetapi juga sebagai media kritik sosial yang bermakna. Hal ini memperlihatkan bahwa sekat antara budaya tinggi dan budaya populer telah melebur.

Baca Juga :  Menghadapi Reaksi Negatif: Sabar dan Memberi Waktu untuk Berubah

5. Budaya sebagai Representasi Identitas dan Perubahan Sosial

Salah satu alasan utama mengapa pemisahan antara budaya tinggi dan budaya populer sudah tidak relevan adalah bahwa budaya kini dipandang sebagai representasi identitas dan refleksi perubahan sosial.

a. Representasi Identitas Kolektif

Budaya bukan lagi sekadar produk hiburan, tetapi juga representasi identitas kolektif dan individual. Banyak masyarakat mengidentifikasi diri mereka melalui budaya yang mereka konsumsi, apakah itu musik klasik atau musik pop, sastra klasik atau novel grafis. Identitas ini tidak lagi terkait erat dengan status sosial, tetapi lebih pada preferensi pribadi.

b. Alat Perubahan Sosial

Banyak karya dari budaya populer maupun budaya tinggi yang kini menjadi alat untuk perubahan sosial. Contoh nyata adalah film dan musik yang membahas isu-isu seperti hak asasi manusia, lingkungan, dan kesetaraan. Budaya tidak lagi dinilai dari “tinggi” atau “populer”-nya, tetapi dari sejauh mana ia bisa membawa pesan dan dampak bagi masyarakat.

Kesimpulan

Dalam masyarakat modern yang semakin inklusif dan multikultural, pemisahan antara budaya tinggi dan budaya populer tidak lagi relevan. Globalisasi, perkembangan teknologi, serta pergeseran pandangan masyarakat terhadap nilai dan estetika telah mengaburkan batas-batas tersebut. Saat ini, baik budaya tinggi maupun budaya populer memiliki tempat yang setara dalam ekspresi seni dan identitas sosial. Setiap bentuk budaya dipandang memiliki keunikan dan nilai yang berharga, serta mampu memberikan kontribusi dalam menyuarakan perubahan sosial.

Berita Terkait

Bagaimana Perubahan Mental pada Anak Perempuan yang Memasuki Masa Puber? Yuk Mari Disimak!
Apa Strategi Nabi Muhammad dalam Perjalanan ke Madinah agar Selamat
6 Contoh Ekonomi Kreatif Apa Saja?
Apa Saja Rekomendasi Anda bagi Guru agar Praktik Kinerjanya Bisa Meningkat di Kemudian Hari?
Fahsya Artinya Apa? Pengertian Lengkap dan Contohnya
5 Cara Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar Menurut Ajaran Islam
Allah Memberikan Perintah untuk Saling Berbagi Diantaranya Melalui Hadiah dan Sedekah, Jelaskan Makna Hadiah dan Sedekah?
Makna Fathu Makkah: Kemenangan Damai yang Mengubah Sejarah Islam

Berita Terkait

Thursday, 7 November 2024 - 21:14 WIB

Bagaimana Perubahan Mental pada Anak Perempuan yang Memasuki Masa Puber? Yuk Mari Disimak!

Thursday, 7 November 2024 - 21:03 WIB

Apa Strategi Nabi Muhammad dalam Perjalanan ke Madinah agar Selamat

Thursday, 7 November 2024 - 20:53 WIB

6 Contoh Ekonomi Kreatif Apa Saja?

Thursday, 7 November 2024 - 17:59 WIB

Mengapa Pemisahan Antara Budaya Tinggi dan Budaya Populer Tidak Lagi Relevan dalam Masyarakat Modern

Thursday, 7 November 2024 - 17:53 WIB

Apa Saja Rekomendasi Anda bagi Guru agar Praktik Kinerjanya Bisa Meningkat di Kemudian Hari?

Berita Terbaru

Apa Strategi Nabi Muhammad dalam Perjalanan ke Madinah agar Selamat

Pendidikan

Apa Strategi Nabi Muhammad dalam Perjalanan ke Madinah agar Selamat

Thursday, 7 Nov 2024 - 21:03 WIB

6 Contoh Ekonomi Kreatif Apa Saja?

Pendidikan

6 Contoh Ekonomi Kreatif Apa Saja?

Thursday, 7 Nov 2024 - 20:53 WIB