Jagong GMO – SwaraWarta.co.id (Healthline) |
SwaraWarta.co.id – Organisme hasil rekayasa genetika atau Genetically Modified Organism (GMO) adalah organisme yang genomnya telah direkayasa di laboratorium untuk memfavoritkan ekspresi sifat fisiologis yang diinginkan atau menghasilkan produk biologis yang diinginkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam produksi ternak konvensional, pertanian tanaman, dan bahkan pemuliaan hewan peliharaan, telah lama menjadi praktik untuk membiakkan individu-individu terpilih dari suatu spesies guna menghasilkan keturunan yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan.
Namun, dalam modifikasi genetik, teknologi genetik rekombinan digunakan untuk menghasilkan organisme yang genomnya telah diubah secara tepat di tingkat molekuler,
biasanya dengan memasukkan gen dari spesies organisme yang tidak terkait yang mengkode sifat yang tidak akan mudah diperoleh melalui pembiakan selektif konvensional.
BACA JUGA: Asal Mula dan Penyebab Tantrum pada Anak Usia Dini
Dalam produksi tanaman dan hewan konvensional, seleksi dilakukan dengan memilih individu dengan sifat terbaik untuk dijadikan induk dalam upaya memperbaiki kualitas generasi berikutnya.
Teknik ini memerlukan waktu yang lama dan hasilnya tidak selalu dapat diprediksi. Sebaliknya, teknik modifikasi genetik memungkinkan perubahan yang lebih cepat dan spesifik pada sifat organisme.
Misalnya, tanaman dapat dimodifikasi untuk tahan terhadap hama atau kondisi lingkungan tertentu, meningkatkan hasil panen dan mengurangi kebutuhan penggunaan pestisida.
Rekayasa genetika dimulai dengan identifikasi gen yang mengkode sifat yang diinginkan.
Setelah itu, gen tersebut diisolasi dan dimodifikasi jika diperlukan sebelum dimasukkan ke dalam organisme target menggunakan teknik-teknik seperti transfer gen.
Salah satu metode yang umum digunakan adalah menggunakan vektor, seperti plasmid bakteri, untuk memasukkan gen baru ke dalam sel target.
BACA JUGA: Hal-hal yang Bisa Dilakukan Saat Anak Tantrum
Setelah gen baru berhasil dimasukkan, sel-sel tersebut dikembangbiakkan untuk menghasilkan organisme yang seluruh selnya mengandung gen yang dimodifikasi.
Tanaman transgenik adalah salah satu contoh sukses GMO.
Tanaman seperti jagung, kedelai, kapas, dan kanola telah dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta untuk toleransi terhadap herbisida.
Salah satu contoh yang terkenal adalah tanaman jagung Bt, yang mengandung gen dari bakteri Bacillus thuringiensis.
Gen ini mengkode protein yang beracun bagi beberapa jenis serangga hama, sehingga mengurangi kerugian hasil panen akibat serangan hama dan mengurangi penggunaan insektisida kimia.
Selain tanaman, rekayasa genetika juga diterapkan pada hewan.
Misalnya, ikan salmon telah dimodifikasi secara genetik untuk tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan salmon liar.
Gen pertumbuhan dari spesies ikan lain dimasukkan ke dalam genom salmon, menghasilkan ikan yang mencapai ukuran pasar lebih cepat, sehingga meningkatkan efisiensi produksi.
Penggunaan GMO tidak lepas dari kontroversi.
Beberapa kekhawatiran yang sering diungkapkan termasuk dampak lingkungan, seperti kemungkinan GMO menyebar ke populasi liar dan mempengaruhi ekosistem alami, serta potensi risiko kesehatan bagi manusia yang mengkonsumsi produk GMO.
Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang dominasi perusahaan besar dalam sektor pertanian, yang mungkin memperburuk ketidakadilan ekonomi bagi petani kecil.
Namun, banyak penelitian telah menunjukkan bahwa GMO aman untuk dikonsumsi dan tidak memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman dan hewan konvensional.
Regulasi ketat juga diterapkan untuk memastikan bahwa setiap produk GMO yang dilepas ke pasar telah melalui pengujian yang komprehensif untuk menjamin keselamatannya bagi lingkungan dan manusia.
Di masa depan, GMO memiliki potensi besar untuk membantu mengatasi tantangan global, seperti ketahanan pangan dan perubahan iklim.
Dengan terus mengembangkan teknologi ini dan melakukan penelitian lebih lanjut, kita dapat menemukan solusi inovatif yang membantu meningkatkan kualitas hidup dan menjaga keberlanjutan lingkungan.***