Kenube – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Senjata Tradisional NTT termasuk ke dalam ragam peninggalan sejarah kebudayaan Indonesia yang kaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Senjata Tradisional NTT menjadi bagian dari Kebudayaan asli bangsa ini yang harus terus dilestarikan hingga masa yang akan datang.
Salah satu cara untuk mencerminkan identitas budaya adalah melalui penggunaan senjata tradisional, termasuk Senjata Tradisional NTT ini yang tentunya memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.
Senjata-senjata ini tentu saja bukan hanya alat praktis, tetapi juga merupakan simbol keberanian, kekuatan, serta keberagaman budaya yang ada di seluruh Indonesia.
Senjata Tradisional NTT yang Patut Dijaga Kelestariannya Agar Tidak Punah
Di Nusa Tenggara Timur atau NTT sendiri terdapat enam senjata tradisional yang mencerminkan kekayaan budaya daerah tersebut yang patut untuk terus dijaga dan dilestarikan agar tidak tergerus oleh perkembangan zaman.
BACA JUGA: 7 Senjata Tradisional Gorontalo yang Harus Tetap Dijaga Keberadaannya Jangan Sampai Punah
Ada apa saja, mari kita simak satu per satu seperti di bawah ini:
1. Kenube
Kenube, senjata tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT), memiliki makna penting dalam budaya dan kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.
Dalam Bahasa Lamaholot, kenube bermakna “parang”. Selain itu, senjata ini juga dikenal dengan sebutan kenika, kabalea, atau peda lamahala.
Awalnya, kenube dirancang dan digunakan untuk keperluan perang, namun seiring berjalannya waktu, peranannya meluas menjadi alat yang membantu dalam kegiatan sehari-hari masyarakat.
Proses pembuatan kenube juga menarik, karena menggunakan bahan dasar dari besi atau baja bekas kendaraan bermotor. Pemanfaatan bahan lokal ini menunjukkan kearifan lokal dalam mengolah sumber daya yang tersedia di sekitarnya.
Setelah bahan besi atau baja tersebut dibentuk, kenube kemudian dilengkapi dengan gagang kayu untuk meningkatkan fungsionalitas dan kenyamanan saat digunakan.
Hal ini menunjukkan adaptasi kenube terhadap kebutuhan spesifik dalam berbagai konteks penggunaannya.
Selain sebagai alat pertahanan atau peperangan, kenube juga menjadi bagian penting dalam kegiatan pertanian dan bercocok tanam masyarakat NTT.
Kemampuannya dalam memotong dan membersihkan lahan pertanian membuatnya menjadi alat yang sangat berguna dalam mengolah tanah.
BACA JUGA: 3 Senjata Tradisional Sulawesi Tenggara yang Unik dengan Fungsi Dinamis Mengikuti Perkembangan Zaman
2. Surik
Surik – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Surik, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sundu, adalah salah satu senjata khas dari Nusa Tenggara Timur.
Berasal dari Timor, Surik memiliki bentuk mirip pedang kecil. Meskipun terlihat sederhana, senjata ini diyakini memiliki kekuatan mistis yang kuat.
Menurut kepercayaan masyarakat NTT, tidak semua orang mampu mengendalikan Surik karena kekuatannya yang sakti.
Orang yang tidak cukup kuat atau tidak pantas untuk menggunakan Surik dipercaya akan mengalami malapetaka.
3. Tombak Lamaholot
Tombak – SwaraWarta.co.id (Sumber: Pinterest) |
Tombak Lamaholot merupakan salah satu senjata khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat setempat.
Bentuknya menyerupai tombak biasa dan digunakan khususnya untuk kegiatan berburu, terutama buruan yang berasal dari laut seperti ikan hiu dan paus.
Ciri khas dari Tombak Lamaholot adalah penggunaan mata tombak yang terbuat dari besi beton atau besi batangan yang dibentuk pipih.
Sementara bagian tombaknya memiliki bentuk seperti balok lontar atau batang kayu lurus.
Hal ini mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia di sekitar mereka untuk menciptakan senjata yang efektif.
Salah satu hal yang menarik adalah panjangnya tombak ini, yang memungkinkannya untuk mencapai kedalaman laut yang cukup dalam.
BACA JUGA: 6 Senjata Tradisional Kalimantan Tengah yang Merupakan Bagian dari Kekayaan Budaya Suku Dayak
Ini mempermudah para pemburu untuk menjangkau sasaran mereka dengan lebih efisien dan berhasil.
Tombak Lamaholot bukan hanya sekadar senjata, tetapi juga merupakan bagian dari warisan budaya dan tradisi masyarakat Lamaholot di NTT.
Dalam penggunaannya, tombak ini membutuhkan keahlian dan keberanian yang tinggi karena berburu di laut, terutama mengejar hewan-hewan besar seperti hiu dan paus, merupakan tugas yang tidak mudah dan berisiko tinggi.
4. Panah
Panahan merupakan salah satu jenis senjata tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan digunakan secara luas oleh masyarakat Flores.
Terdapat dua jenis panahan yang umum digunakan, yaitu wuhu amet dan rama. Kedua jenis senjata ini memiliki beragam fungsi, yang seringkali meliputi kegiatan berburu dan menjaga keamanan ladang.
Wuhu amet, berasal dari Lamaholot, memiliki arti “busur dan anak panah”. Senjata ini terbuat dari bahan banmu, dengan mata tombak yang terbuat dari besi.
Bentuknya bervariasi dengan berbagai macam ukuran, sesuai dengan kebutuhan dan preferensi penggunanya.
Wuhu amet digunakan untuk menembakkan anak panah ke arah target, baik untuk kegiatan berburu maupun pertahanan diri.
Sementara itu, senjata Rama berasal dari desa Belu, yang berarti “panah”. Rama juga memiliki beragam bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunaannya.
Salah satu ciri khas dari senjata ini adalah sering dilumuri dengan racun sebelum digunakan.
Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dalam berburu atau melindungi ladang dari hama.
BACA JUGA: 3 Senjata Tradisional Kepulauan Riau Paling Populer dan Unik, dari Beladau hingga Janawi
Penggunaan panahan tidak hanya membutuhkan keahlian dalam menembak, tetapi juga dalam pembuatan dan pemeliharaannya.
Para pengguna senjata tradisional ini sering kali menguasai teknik pembuatan busur dan anak panah secara tradisional,
serta memiliki pengetahuan tentang penggunaan racun untuk meningkatkan keberhasilan dalam berburu.
5. Dopi
Dopi adalah senjata tradisional yang berasal dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan digunakan untuk melindungi diri. Bentuknya menyerupai tameng atau perisai ketika dilihat secara sekilas.
Dopi banyak diproduksi di Desa Lamahala dengan menggunakan bahan dasar kayu kajo kederu.
Namun, di daerah Lewokeluok, senjata ini dibuat dari kayu kajo rita karena jenis kayu tersebut tumbuh melimpah di sekitarnya.
Kayu kajo kederu dan kajo rita dipilih karena memiliki sifat ringan dan berserat setelah dikeringkan, sehingga cocok untuk pembuatan senjata.
Proses pembuatan dopi melibatkan keahlian dalam memilih dan mengolah kayu tersebut menjadi bentuk yang sesuai dan kuat untuk digunakan sebagai alat pertahanan diri.
6. Kelewang
Kelewang merupakan salah satu jenis senjata tradisional khas dari Nusa Tenggara Timur (NTT), yang memiliki bentuk mirip dengan pedang namun dengan ukuran yang lebih pendek.
Ciri khas dari kelewang adalah bilahnya yang semakin melebar ke bagian ujungnya.
Senjata ini digunakan baik untuk keperluan berperang maupun untuk membela diri dari serangan musuh.
Kelewang sangat populer di NTT dan masih banyak digunakan hingga saat ini. Terbuat dari bahan baja, kelewang memiliki tampilan yang kokoh dan tangguh.
Terdapat dua jenis kelewang, yaitu samara dan naruk, yang dibedakan berdasarkan bahan yang digunakan dalam pembuatannya.
Pada kelewang samara, gagangnya menggunakan buku kuda dan sarungnya terbuat dari kayu yang diukir dengan indah.
Sementara itu, kelewang naruk memiliki ciri khas tersendiri dalam pembuatannya.
Penggunaan bahan-bahan berkualitas dalam pembuatan kelewang menghasilkan senjata yang kuat dan handal, siap digunakan dalam berbagai situasi pertempuran atau perlindungan diri.
Kehadiran kelewang sebagai senjata tradisional mencerminkan keberanian dan kesiapan masyarakat NTT dalam menghadapi potensi ancaman.
Itulah keenam Senjatata Tradisional NTT yang keberadaanya patut dijaga dan dilestsrikan agar jangan sampai punah.***