SwaraWarta.co.id – Medina Zein, selebgram yang sempat menjadi sorotan akibat beberapa kasus hukum yang menjeratnya, akhirnya dinyatakan bebas bersyarat sejak 24 Oktober 2024.
Sebelumnya, Medina telah menjalani masa hukuman penjara selama kurang lebih dua setengah tahun.
Meskipun telah bebas, Medina mengungkapkan bahwa dirinya belum siap untuk kembali ke rumahnya karena berbagai alasan psikologis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam sebuah wawancara di acara televisi Rumpi, Medina menjelaskan bahwa perasaannya bercampur aduk setelah bebas dari penjara.
Ia merasa trauma dan enggan untuk kembali ke rumah, mengingat tempat itu menjadi saksi saat ia ditangkap oleh pihak berwajib.
Ia menjelaskan bahwa rumah tersebut menyimpan banyak kenangan yang membuatnya merasa takut dan tertekan.
Dengan mata berkaca-kaca, Medina menuturkan bahwa setiap kali memikirkan rumahnya, ia langsung teringat pada kejadian penangkapan yang menurutnya sangat traumatis.
Sebagai seorang ibu, Medina merasa peristiwa penangkapannya di rumah juga memberikan dampak buruk bagi anaknya yang saat itu masih kecil.
Dalam penuturannya, Medina menggambarkan bagaimana anaknya menangis ketika melihatnya dibawa oleh petugas kepolisian.
Hal inilah yang membuatnya merasa enggan untuk kembali ke rumah, karena ia khawatir trauma yang sama akan muncul dan mempengaruhi keluarganya.
Tidak hanya menghindari rumah, Medina juga merasa perlu untuk menjauh dari tempat-tempat yang dapat membangkitkan kembali kenangan pahit tersebut.
Baginya, lingkungan yang pernah menjadi saksi dari momen-momen sulit dalam hidupnya justru menjadi penghalang untuk pemulihan diri.
Oleh karena itu, ia memutuskan untuk sementara waktu menjauhi tempat-tempat yang dapat memperburuk kondisi psikologisnya.
Selama berada di dalam penjara, Medina menyatakan bahwa ia banyak merenung dan melakukan introspeksi diri.
Ia mengaku merasa gagal sebagai seorang ibu karena tidak bisa menyaksikan perkembangan anaknya secara langsung selama ia menjalani masa hukuman.
Selain itu, ia juga merasa gagal sebagai seorang pemimpin perusahaan atau CEO, karena tidak mampu mempertahankan stabilitas perusahaannya di tengah krisis yang dihadapinya.
Kesadaran tersebut membuatnya menyadari bahwa ambisinya untuk menjadi sosok yang sempurna justru membawa dampak buruk bagi kehidupannya sendiri.
Medina menyebutkan bahwa selama ini ia terlalu berfokus untuk meraih kesempurnaan, hingga lupa membatasi diri.
Hal inilah yang menurutnya membuatnya berada dalam situasi yang sulit saat ini.
Namun, meskipun menyadari banyaknya kesalahan yang telah diperbuat, ia berkomitmen untuk memperbaiki diri.
Medina menuturkan bahwa dirinya ingin memulihkan kekecewaan yang dirasakan oleh keluarga dan orang-orang terdekat, terutama anak-anak, ibunya, serta teman-teman yang merasa kecewa dengan sikap dan keputusannya di masa lalu.
Selain masalah pribadi, Medina juga sempat menghadapi beberapa kasus hukum yang cukup berat.
Ia divonis dua tahun penjara atas kasus penipuan yang terkait dengan penjualan tas tiruan atau KW. Kasus ini mencuat setelah Medina dilaporkan oleh seorang konsumen bernama Uci Flowdea.
Tak hanya itu, Medina juga terjerat dalam kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Marissya Icha, di mana ia kemudian dijatuhi hukuman tambahan enam bulan penjara.
Dengan banyaknya persoalan yang telah dihadapinya, Medina kini berusaha untuk bangkit dan memulihkan kehidupan pribadinya.
Meski merasa terpuruk dan menyesali berbagai kesalahan di masa lalu, Medina menganggap pengalaman ini sebagai pelajaran berharga untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Keputusannya untuk menjauhi rumah dan tempat-tempat yang memicu trauma diharapkan dapat membantu proses penyembuhan dirinya secara perlahan.
Kini, dengan bebas bersyarat yang didapatkannya, Medina Zein berharap dapat menjalani hidup yang lebih tenang serta memperbaiki hubungan dengan orang-orang terdekat yang telah merasa dikecewakan akibat perbuatannya.***