SwaraWarta.co.id – Sejak judul film “Venom: The Last Dance” diumumkan, para penggemar bertanya-tanya apakah film ketiga ini benar-benar menjadi akhir dari perjalanan karakter Eddie Brock yang diperankan oleh Tom Hardy bersama symbiote ikoniknya.
Tom Hardy dan sang sutradara, Kelly Marcel, telah beberapa kali mengisyaratkan bahwa ini adalah penutup dari trilogi Venom, dan tampaknya pernyataan tersebut mungkin benar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Di akhir cerita “The Last Dance,” Venom berkorban untuk menyelamatkan Eddie dari kawanan xenophage—monster ganas yang memangsa symbiote sebagai makanan.
Eddie dan Venom terpojok di Area 51, di mana pemerintah AS telah melakukan eksperimen terhadap symbiote.
Setelah berhasil membebaskan symbiote yang ditahan, Eddie, Venom, dan para ilmuwan serta tentara yang telah terinfeksi symbiote melakukan perlawanan terakhir.
Pertempuran puncak terjadi di depan sebuah tangki besar berisi asam. Dalam momen mendebarkan, Venom memutuskan untuk berpisah dari Eddie demi melindunginya.
Dengan tubuhnya yang kental, Venom menyelimuti para xenophage, menyeret mereka ke arah tangki asam tersebut.
Venom mengucapkan perpisahan emosional kepada Eddie dan menjatuhkan dirinya serta para xenophage ke dalam asam, mengakhiri hidupnya untuk melindungi sahabatnya.
Setelah kepergian Venom, Eddie terlihat menuju New York City di adegan terakhir. Ia berdiri di depan Patung Liberty, seolah memenuhi impian Venom untuk akhirnya bisa mencapai “Big Apple.”
Perpisahan ini terasa menyentuh, memperlihatkan betapa dalam hubungan mereka berdua dan bagaimana Venom mengorbankan diri demi Eddie.
Meskipun Venom telah tiada, keberadaan symbiote di bumi ternyata masih berlanjut.
Dr. Payne yang diperankan oleh Juno Temple mengalami transformasi menjadi symbiote berwarna ungu dengan kemampuan super speed, yang berasal dari peristiwa ketika ia tersambar petir di masa kecilnya.
Pada akhir film, kekuatan ini tetap ia miliki, menandakan adanya symbiote lain yang masih aktif di dunia.
Adegan pasca-kredit juga memberi petunjuk tambahan dengan memperlihatkan karakter yang diperankan oleh Cristo Fernández, seorang bartender, yang selamat dari kehancuran Area 51 pasca pertempuran.
Saat ia berjalan menjauh dari lokasi tersebut, kamera mengarah pada sebuah vial bekas symbiote milik Dr. Payne yang tergeletak di tanah.
Sebuah kecoak menyentuh vial tersebut dan mendapat sengatan listrik kecil, mengisyaratkan bahwa symbiote mungkin masih ada dalam bentuk yang tidak terduga.
Dengan sifat kecoak yang dikenal tahan terhadap hampir segala kondisi, adegan ini seolah memberikan petunjuk bahwa mungkin saja karakter Fernández memperoleh kemampuan tertentu atau memiliki ketahanan istimewa yang membantunya bertahan.
Akhir cerita “The Last Dance” bukan hanya sebuah klimaks emosional antara Eddie dan Venom, tetapi juga membuka jalan bagi karakter-karakter baru yang bisa melanjutkan kisah symbiote di Bumi.
Meski kisah Eddie dan Venom tampaknya berakhir tragis, film ini memberikan ruang bagi kemungkinan kelanjutan dalam semesta Venom yang penuh ketegangan dan misteri.***