Bahlil Lahadalia Raih Gelar Doktor, Soroti Keadilan dan Keberlanjutan Hirilisasi Nikel di Indonesia

- Redaksi

Wednesday, 16 October 2024 - 20:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

SwaraWarta.co.id – Disebutkan bahwa Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah berhasil menyelesaikan Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Indonesia, Depok, pada 16 Oktober 2024.

Sidang tersebut merupakan bagian dari program Kajian Stratejik dan Global, di mana Bahlil mempresentasikan disertasinya yang berjudul “Kebijakan, Kelembapan, dan Tata Kelola Hirilisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia”.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dengan topik ini, Bahlil memfokuskan kajiannya pada aspek kebijakan dan dampak hirilisasi nikel di tanah air, terutama terkait keadilan dan keberlanjutan.

Ketua Sidang, I Ketut Surajaya, yang juga merupakan Ketua Program Studi Kajian Wilayah Jepang di Universitas Indonesia, mengumumkan bahwa Bahlil dinyatakan lulus dalam sidang terbuka tersebut.

Surajaya menyampaikan bahwa tim penguji telah mempertimbangkan hasil sidang tertutup serta publikasi ilmiah yang telah dilakukan Bahlil, dan dengan demikian, memutuskan bahwa Bahlil layak menyandang gelar doktor.

Baca Juga :  UI Borong Empat Penghargaan di Kontes Kapal Indonesia 2024

Dalam proses penelitiannya, Bahlil mengungkapkan bahwa fokus disertasinya adalah menyoroti kebijakan hirilisasi nikel yang menurutnya belum memberikan keadilan bagi masyarakat di daerah penghasil nikel.

Ia menilai kebijakan tersebut selama ini hanya dilihat dari sudut pandang pemerintah pusat, terutama Jakarta, tanpa memperhatikan dampak yang dirasakan oleh masyarakat di daerah.

Bahlil, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar, menjelaskan bahwa ia telah melakukan penelitian lapangan di beberapa daerah yang terdampak oleh kebijakan hirilisasi nikel.

Beberapa lokasi yang menjadi sasaran penelitiannya adalah Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah, serta kawasan PT Indonesia Weda Bay Industrial Park di Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara.

Baca Juga :  Viral! Peserta Simak UI Diduga Gunakan AI Kerjakan Tes, Begini Penjelasan Kampus

Dari hasil penelitiannya, Bahlil menemukan berbagai dampak yang dihadapi oleh masyarakat lokal terkait dengan industri nikel.

Dalam pemaparannya, Bahlil mengakui bahwa kebijakan hirilisasi nikel telah membawa dampak positif dalam meningkatkan nilai ekspor Indonesia secara signifikan.

Namun, ia juga menyoroti bahwa keberhasilan tersebut tidak lepas dari berbagai masalah yang muncul di daerah penghasil nikel.

Salah satu masalah yang paling mencolok adalah kondisi kesehatan masyarakat setempat yang memburuk akibat dampak aktivitas industri nikel.

Berdasarkan temuan penelitiannya di Kabupaten Morowali, Bahlil mencatat bahwa sekitar 54 persen masyarakat di wilayah tersebut menderita infeksi saluran pernapasan atas (ISPA).

Kondisi ini, menurutnya, merupakan salah satu bukti bahwa kebijakan hirilisasi nikel belum memberikan keadilan yang memadai bagi masyarakat daerah.

Selain itu, ia juga menekankan bahwa beban tanggung jawab yang harus dipikul oleh masyarakat di daerah sangat besar, terutama terkait masalah kesehatan, lingkungan, infrastruktur jalan, serta pengelolaan sampah.

Baca Juga :  Prabowo Subianto Undang Bahlil Lahadalia dan Yusril Ihza Mahendra, Isyarat Koalisi Baru?

Bahlil menyampaikan bahwa situasi ini sangat memprihatinkan, mengingat masyarakat daerah yang terkena dampak langsung dari industri nikel justru menghadapi berbagai masalah serius yang belum mendapatkan perhatian yang cukup dari pemerintah.

Ia menekankan pentingnya perbaikan dalam kebijakan hirilisasi nikel agar tidak hanya fokus pada peningkatan ekonomi melalui ekspor, tetapi juga memastikan keadilan bagi masyarakat lokal yang menjadi bagian penting dari proses industrialisasi tersebut.

Dengan diselesaikannya disertasinya, Bahlil berharap bahwa hasil penelitiannya dapat menjadi masukan penting bagi pengambil kebijakan dalam merumuskan kebijakan yang lebih adil dan berkelanjutan, khususnya dalam konteks hirilisasi nikel di Indonesia.***

Berita Terkait

Donald Trump Ancam Serang Iran Jika Perundingan Nuklir Gagal
Balon Udara Tersangkut di Kabel Listrik, Warga Panik dan PLN Lakukan Pemadaman Sementara
Silaturahmi Lebaran 2025, Didit Hediprasetyo dan Puan Maharani Tunjukkan Momen Hangat
Kejam! Ibu di Surabaya Pukuli Anak 7 Tahun Gegara Uang Lebaran Hilang
Pohon Tumbang Tutup Total Jalan Nasional Trenggalek-Ponorogo, Kemacetan Terurai Setelah 1,5 Jam
Jasa Marga Siapkan Jalur Fungsional untuk Lancarkan Arus Balik Lebaran 2025
Perkelahian di Maluku Tengah, Seorang Pria Tewas dan Tiga Lainnya Terluka
Gibran Rakabuming Raka Kunjungi Ayahnya Joko Widodo di Solo

Berita Terkait

Wednesday, 2 April 2025 - 10:40 WIB

Donald Trump Ancam Serang Iran Jika Perundingan Nuklir Gagal

Wednesday, 2 April 2025 - 09:53 WIB

Balon Udara Tersangkut di Kabel Listrik, Warga Panik dan PLN Lakukan Pemadaman Sementara

Wednesday, 2 April 2025 - 09:52 WIB

Silaturahmi Lebaran 2025, Didit Hediprasetyo dan Puan Maharani Tunjukkan Momen Hangat

Wednesday, 2 April 2025 - 09:51 WIB

Kejam! Ibu di Surabaya Pukuli Anak 7 Tahun Gegara Uang Lebaran Hilang

Wednesday, 2 April 2025 - 09:46 WIB

Pohon Tumbang Tutup Total Jalan Nasional Trenggalek-Ponorogo, Kemacetan Terurai Setelah 1,5 Jam

Berita Terbaru

 Cara Mengubah Foto Menjadi Kartun

Teknologi

5 Cara Mengubah Foto Menjadi Kartun dengan Mudah dan Cepat

Wednesday, 2 Apr 2025 - 10:52 WIB

Donald Trump Ancam Serang Iran

Berita

Donald Trump Ancam Serang Iran Jika Perundingan Nuklir Gagal

Wednesday, 2 Apr 2025 - 10:40 WIB

Wihadi Wiyanto (Dok. Ist)

Bisnis

Wihadi Wiyanto: Mudik 2025 Bukti Ekonomi Indonesia Masih Stabil

Wednesday, 2 Apr 2025 - 10:01 WIB

Nova Act SDK (Dok. Ist)

Teknologi

Amazon Luncurkan Nova Act SDK untuk Pengembang AI

Wednesday, 2 Apr 2025 - 09:59 WIB