SwaraWarta.co.id – Apakah Anda pernah mendengar makanan khas yang satu ini? Combro merupakan salah satu kuliner tradisional yang populer di Jawa Barat, khususnya di daerah Bandung.
Makanan ini terkenal karena keunikan bahan utamanya yang terbuat dari singkong parut yang dibentuk dan digoreng hingga renyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Nama “combro” sendiri sebenarnya berasal dari singkatan “oncom di jero,” yang dalam bahasa Sunda berarti “oncom di dalam.” Sebutan ini menggambarkan isiannya, yakni oncom yang diolah dengan rempah-rempah khas.
Singkong adalah bahan utama dalam pembuatan combro.
Untuk membuat combro, singkong diparut halus terlebih dahulu. Setelah diparut, singkong ini kemudian diperas untuk mengurangi kadar airnya.
Hasil parutan singkong yang sudah dikeringkan ini kemudian dibentuk menjadi bulatan-bulatan pipih.
Lapisan luar yang renyah dari combro didapatkan dari proses penggorengan adonan singkong ini hingga kecokelatan dan garing.
Salah satu elemen penting dari combro adalah isiannya.
Isian khas combro adalah oncom, sejenis makanan fermentasi yang mirip dengan tempe, tetapi terbuat dari ampas kedelai yang telah difermentasi oleh kapang.
Oncom ini dibumbui dengan berbagai rempah yang menjadikannya lezat dan beraroma kuat.
Di antara bumbu yang biasa digunakan adalah garam, bawang merah, kencur, dan cabai.
Proses pengolahan oncom sebagai isian combro dimulai dengan menumis bumbu-bumbu tersebut hingga harum.
Setelah itu, oncom dihancurkan dan dimasak bersama bumbu sampai meresap.
Cabai menjadi bahan tambahan yang memberikan sensasi pedas pada combro, sehingga makanan ini memiliki rasa yang kaya, gurih, dan sedikit pedas.
Variasi tingkat kepedasan bisa disesuaikan dengan selera masing-masing.
Proses pembuatan combro sebenarnya cukup sederhana, namun memerlukan ketelitian agar hasilnya sempurna.
Pertama, adonan singkong yang sudah diparut dibentuk menjadi bulatan pipih.
Di tengahnya, isian oncom dimasukkan secukupnya. Kemudian, bulatan ini dibentuk kembali hingga isiannya tertutup rapat oleh adonan singkong.
Setelah semua adonan dibentuk, combro siap untuk digoreng dalam minyak panas. Penggorengan dilakukan hingga combro berubah warna menjadi kecokelatan dan teksturnya renyah.
Combro yang sudah matang sebaiknya langsung disajikan selagi masih hangat agar tetap terasa renyah dan nikmat.
Hidangan ini sangat cocok disajikan sebagai camilan di waktu santai, atau bahkan sebagai teman minum teh di sore hari.
Rasanya yang gurih, renyah, dan sedikit pedas menjadikannya camilan yang disukai banyak orang.
Di tengah maraknya makanan modern dan camilan-camilan kekinian, combro tetap menjadi salah satu camilan tradisional yang digemari banyak kalangan, terutama di Jawa Barat.
Banyak pedagang kaki lima maupun rumah makan di Bandung yang masih mempertahankan resep tradisional ini.
Bahkan, combro sering dijumpai di pasar-pasar tradisional maupun acara-acara keluarga seperti arisan atau kumpul-kumpul.
Keunikan combro juga terletak pada fleksibilitasnya.
Meskipun versi asli combro menggunakan oncom sebagai isian, banyak variasi yang mulai bermunculan.
Ada yang menggantinya dengan isian daging ayam, daging sapi cincang, atau bahkan keju, untuk menyesuaikan dengan selera pasar yang semakin beragam.
Sebagai bagian dari kekayaan kuliner Indonesia, combro merupakan salah satu warisan yang patut dijaga dan dilestarikan.
Dengan rasanya yang khas dan cara pembuatannya yang tidak terlalu rumit, combro Bandung bisa menjadi pilihan camilan yang pas untuk dinikmati kapan saja.
Makanan ini tidak hanya menawarkan cita rasa, tetapi juga menggambarkan kearifan lokal dan budaya kuliner Jawa Barat yang kaya.
Bagi yang belum pernah mencicipi, combro layak untuk dicoba.
Selain mudah dibuat di rumah, combro juga tersedia di banyak tempat di Jawa Barat, terutama di Bandung.***