Siswa SMP Tak Bisa Membaca, Salah Kurikulum Merdeka?

- Redaksi

Thursday, 12 September 2024 - 05:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kurikulum Merdeka adalah sistem pendidikan yang dirancang untuk mempromosikan minat belajar dan potensi siswa.Kurikulum ini ditetapkan berdasarkan Peraturan Mendikbud Ristek No. 12 Tahun 2024. Menurut sumber Kurikulum Merdeka menekankan pada pengembangan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan bukan hanya fokus pada materi.

menurut berbagai pendapat, Kurikulum Merdeka sudah dipersonalisasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat individu siswa, yang akan membantu mereka berhasil di masa depan. Di Indonesia, Kurikulum Merdeka ditetapkan sejak tahun 2020, dan hingga saat ini.

 

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Banyaknya manfaat yang ditawarkan kurikulum merdeka ternyata tidak membuat masyarakat merasa puas, baru-baru ini banyak masyarakat di media maya yang berkomentar buruk terhadap penerapan kurikulum merdeka, komentar-komentar ini didasarkan pada sebuah video yang memperlihatkan beberapa anak SMP di pangandaran yang tidak bisa membaca, hal ini membuat masyarakat menanyakan ke keefektifan kurikulum merdeka yang dikabarkan lebih efektif dalam mencerdaskan siswa.

Baca Juga :  Usut Tuntas Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Polda Jabar Buka Hotline

 

Baru-baru ini nama SMP Negeri 1 Mangunjaya naik daun, karena sebuah video yang memperlihatkan puluhan siswa setingkat SMP yang tengah mengikuti les tambahan membaca (mereka tidak bisa membaca). Bahkan diperkirakan hal semacam ini bukan hanya terjadi di SMP 1 Mangunjaya saja, namun banyak sekolah lain yang memiliki kondisi yang sama.

 

Lantas hal ini menuai banyak pertanyaan, mulai dari bagaimana cara siswa-siswa tersebut naik kelas? hingga apakah hal ini dipengaruhi oleh penerapan kurikulum merdeka?.

 

Ditilik dari komentar- komentar yang membanjiri video tersebut, banyak orang- orang yang langsung menyimpulkan anak-anak tersebut adalah korban dari kurikulum merdeka. Mereka menganggap kurikulum merdeka kurang efisien dan kurang cocok bila diterapkan di kondisi Indonesia saat ini, terutama mengingat sedikitnya peran guru yang ditakutkan membuat siswa semakin kurang memahami materi.

Baca Juga :  Nadya Shavira, Selebgram dan Bos Skincare, Kehilangan Anak Kembar setelah 3 Hari Dirawat di NICU

 

Namun apakah hal ini benar-benar akibat dari kurikulum merdeka?.

 

Sebenarnya bila dilakukan beberapa cross check dalam berita tersebut kita bisa langsung menemukan beberapa penyebab mengapa anak-anak smp tersebut masih kesulitan membaca.

 

Menurut hasil wawancara dari guru sekolah tersebut serta dari berbagai media dapat disimpulkan bahwa penyebab utama anak-anak smp tersebut kesulitan membaca karena pandemi covid-19 yang melanda indonesia selama beberapa tahun terakhir.

 

Kehadiran pandemi ini diduga membuat anak-anak tersebut kurang pengawasan karena sistem belajar yang lebih bebas dan longgar, sehingga membuat mereka teledor dan melupakan kewajiban belajar.

 

Hal ini biasanya terjadi karena kepribadian anak itu sendiri atau karena kurangnya pengawasan orang tua dan guru saat pandemi berlangsung. Selain kurangnya pengawasan dari orang tua, keberadaan device yang mendukung juga sangat mempengaruhi proses pembelajaran di masa covid-19, sehingga pada masa itu biasanya anak yang terkendala device akan lebih sulit mengikuti pembelajaran.

Baca Juga :  5 Cara Mematikan Laptop Lenovo dengan Mudah, Berikut Penjelasannya!

 

Dapat disimpulkan bahwa penyebab utama anak-anak setingkat smp yang tidak bisa / tidak lancar membaca dikarenakan pandemi covid-19 yang melanda Indonesia 2019-2022 lalu. Faktor lain yang mungkin terjadi adalah terbatasnya peran guru dalam pembelajaran di kurikulum merdeka yang mungkin membuat beberapa siswa yang kurang paham menjadi tertinggal, selain itu sistem kurikulum merdeka yang tidak mematok standar yang tinggi untuk lulus mungkin bisa menjawab pertanyaan mengapa mereka bisa lulus bahkan bisa sampai kelas 9 SMP. Saat ini syarat lulus dalam kurikulum merdeka adalah menuntaskan seluruh program pembelajaran dengan nilai yang telah diterapkan.

Penulis : Pipit Adila Wati, Siswi Magang, SMAN 1 Ponorogo.

Berita Terkait

Mega Aulia Menangis: “Tolong Jangan Tayangkan Lagi Sinetron Saya”
Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya
Setelah Saudara Membaca Materi Mengenai Pembentukan dan Kekosongan Hukum
Jelaskan Peran Kerajaan Majapahit Bagi Kehidupan Berbangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia
Penjualan iPhone di China Anjlok, Huawei Sukses Pikat Konsumen dengan Diskon Besar
Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS di SMK PGRI 2 Ponorogo, Kejaksaan Sita 10 Kendaraan
Praperadilan Tom Lembong Berlangsung: Tidak Dijelaskan Apa Masalahnya
Makin Merebak, Bareskrim Tetapkan 734 Orang jadi Tersangka dalam 619 Kasus Judi Online

Berita Terkait

Thursday, 21 November 2024 - 19:54 WIB

Mega Aulia Menangis: “Tolong Jangan Tayangkan Lagi Sinetron Saya”

Thursday, 21 November 2024 - 19:47 WIB

Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya

Thursday, 21 November 2024 - 19:45 WIB

Setelah Saudara Membaca Materi Mengenai Pembentukan dan Kekosongan Hukum

Thursday, 21 November 2024 - 19:11 WIB

Jelaskan Peran Kerajaan Majapahit Bagi Kehidupan Berbangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Thursday, 21 November 2024 - 17:07 WIB

Dugaan Penyalahgunaan Dana BOS di SMK PGRI 2 Ponorogo, Kejaksaan Sita 10 Kendaraan

Berita Terbaru

Potret Nissa Sabyan dan Ayus (Dok.ist)

Berita

Nissa Sabyan & Ayus Resmi Menikah, Ini Lokasi dan Maharnya

Thursday, 21 Nov 2024 - 19:47 WIB