SwaraWarta.co.id – Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diperingati setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah, merupakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Di Indonesia, Maulid Nabi pada tahun 2024 akan jatuh pada tanggal 16 September, dan diperingati sebagai hari libur nasional.
Baca Juga: Maulid Nabi: Libur atau Tidak? Temukan Penjelasannya Disini!
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Perayaan Maulid Nabi di Indonesia dirayakan dengan berbagai tradisi khas di berbagai daerah.
Tradisi Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia
Berikut ini adalah 7 tradisi unik umat Islam Indonesia dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW:
1. Sekaten
Sekaten adalah tradisi perayaan Maulid yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta.
Sekaten berlangsung dari tanggal 5 hingga 12 Mulud dalam penanggalan Jawa, yang bertepatan dengan bulan Rabiul Awal. Kata “Sekaten” berasal dari bahasa Arab “Syahadatin”, yang artinya dua kalimat syahadat.
Tradisi ini dimulai pada masa Kerajaan Demak dan digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk menyebarkan ajaran Islam.
Sunan Kalijaga menggunakan musik gamelan untuk menarik perhatian masyarakat, yang sebagian besar masih memeluk agama Hindu dan Buddha, dan kemudian mengajarkan mereka untuk mengucapkan kalimat syahadat.
2. Walima
Walima adalah tradisi Maulid Nabi yang turun-temurun dilakukan di Gorontalo sejak abad ke-17.
Perayaan ini dimulai dengan dzikir bersama di masjid-masjid, diikuti oleh penyajian berbagai makanan tradisional Gorontalo seperti kolombengi, curuti, dan pisangi.
Makanan-makanan ini disusun di atas tolanga, sebuah wadah berbentuk perahu, yang kemudian dibawa ke masjid.
3. Nyiram Gong
Di Cirebon, Keraton Kanoman memiliki tradisi Nyiram Gong, yang berarti membersihkan gong pusaka dalam rangka menyambut Maulid Nabi.
Gong pusaka ini hanya dibersihkan setahun sekali dengan air bunga, air kelapa, dan batu bata yang dihaluskan.
Tradisi ini juga bermakna sebagai upaya membersihkan diri menyambut hari kelahiran Nabi.
4. Endog-endogan
Di Banyuwangi, Jawa Timur, masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan tradisi Endog-endogan. Endog, yang berarti telur, digunakan sebagai simbol kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Telur-telur tersebut dihias dengan bunga kertas, ditancapkan pada pohon pisang, lalu diarak keliling desa sambil melantunkan pujian kepada Nabi.
5. Baayun Maulid
Di Kalimantan Selatan, masyarakat Banjar memiliki tradisi Baayun Maulid, di mana bayi-bayi diayun dalam ayunan yang dihias.
Tradisi ini dipercaya sebagai bentuk doa agar bayi tumbuh sehat dan mendapat berkah. Bayi diayun sambil dibacakan syair dan doa, serta diiringi dengan ceramah agama.
Melalui berbagai tradisi ini, umat Islam di Indonesia merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan kepada Nabi.
Baca Juga: Doa Nabi Muhammad SAW Doa Mustajab, Amalkan Setiap Hari!
Tradisi-tradisi tersebut juga memperlihatkan kekayaan budaya Indonesia dalam memperingati momen penting dalam sejarah Islam.