SwaraWarta.co.id – Dari warta internasional, American Airlines telah mengambil keputusan untuk menghentikan sementara seluruh penerbangan dari dan ke Israel hingga April 2025, sebagaimana dilaporkan oleh media Israel, KAN, pada hari Minggu.
Keputusan ini datang di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut, terutama akibat serangan militer Israel yang intensif di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, yang telah menyebabkan lebih dari 40.100 orang tewas dan melukai sekitar 92.600 lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun langkah penghentian penerbangan ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, American Airlines tidak memberikan penjelasan spesifik terkait alasan di balik keputusan tersebut.
Namun, langkah ini sejalan dengan keputusan serupa yang diambil oleh beberapa maskapai internasional lainnya. United Airlines dan Delta Airlines, misalnya, juga telah menghentikan operasi penerbangan mereka ke Israel.
Dalam beberapa bulan terakhir, sejak 7 Agustus, jumlah maskapai yang telah menangguhkan penerbangan mereka dari dan ke Israel terus bertambah.
Menurut laporan dari KAN, saat ini setidaknya 20 maskapai telah melakukan tindakan serupa.
Ketegangan di kawasan tersebut semakin meningkat setelah pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, pada 31 Juli di Teheran, ibu kota Iran.
Israel berada dalam siaga militer tinggi karena khawatir akan adanya serangan balasan dari Iran, yang menyalahkan Israel atas pembunuhan Haniyeh.
Meski demikian, Israel hingga kini belum memberikan konfirmasi ataupun bantahan terkait tuduhan tersebut.
Di sisi lain, ketegangan juga datang dari kelompok Hizbullah di Lebanon yang berjanji akan melakukan aksi balasan terhadap Israel setelah komandan senior mereka, Fouad Shukr, tewas dalam serangan udara di Beirut pada 30 Juli.
Keputusan penghentian penerbangan ini mencerminkan situasi yang semakin kompleks di Timur Tengah, di mana banyak negara dan perusahaan internasional mengambil langkah-langkah preventif untuk menghindari risiko yang terkait dengan meningkatnya konflik di wilayah tersebut.
Keamanan dan stabilitas di kawasan ini terus menjadi perhatian utama, terutama dengan adanya potensi balasan dari berbagai kelompok yang terlibat dalam konflik tersebut.***