Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menolak tuduhan adanya perundungan terhadap dokter Aulia Risma Lestari (30), yang meninggal dunia diduga akibat bunuh diri setelah mengalami perundungan di universitas tersebut.
Aulia adalah seorang dokter muda yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Prodi Anestesi Undip, progam pendidikan dokter spesialis ini ber lokasi di RSUP Kariadi Semarang. Walaupun saat ini telah banyak informasi mengenai bukti chat, buku pedoman senioritas dll yang menjadi isu di publik. Namum pihak universitas hingga saat ini menegaskan bahwa Fakultas Kedokteran Undip telah menerapkan program ‘zero bullying’ dan terus memantau pelaksanaannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar,” tegas Rektor Undip Suharnomo, dikutip dari kumparanNEWS.
Meskipun menolak dugaan bullying namun pihak undip akan terbuka untuk menerima informasi baru yang mungkin berbeda jauh dari hasil investigasi yang telah dilakukan oleh pihak Undip.
“Kami sangat terbuka dengan fakta-fakta valid lain di luar hasil investigasi yang telah kami lakukan. Kami siap berkoordinasi dengan pihak mana pun untuk menindaklanjuti tujuan pendidikan dengan menerapkan “zero bullying” di Fakultas Kedokteran Undip,” tegas Suharnomo dikutip dari kumparanNEWS.
Suharmono rektokr undip juga menjelaskan bahwa Fakultas Kedokteran Undip bersama RSUP dr. Kariadi telah mengadakan pertemuan dengan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (Yankes) terkait surat Kementerian Kesehatan Nomor TK.02.02/D/44137/2024.
Surat ini adalah surat dari Dirjen Yankes tersebut berisi permintaan untuk menutup sementara Prodi Anestesi Undip di RSUP Kariadi Semarang guna kelancarana dalam melakukan investigasi terkait kematian dokter Aulia. Surat itu dikeluarkan pada 14 Agustus 2024.
Penulis : Pipit Adila Wati, Siswi Magang, SMAN 1 PONOROGO.