SwaraWarta.co.id Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada hari Jumat karena data ekonomi Amerika Serikat yang kuat.
Awalnya, rupiah turun 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.748 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.700 per dolar AS.
Baca Juga: Menjelang Akhir Pekan, Rupiah Menguat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menjelaskan bahwa penguatan dolar AS terjadi setelah data ekonomi AS yang menunjukkan kondisi ekonomi yang baik.
“Indeks dolar AS rebound menyusul data ekonomi yang kuat yang mendukung perkiraan sikap yang tidak terlalu dovish dari Fed,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede.
Penjualan ritel AS naik 1 persen pada Juli 2024, jauh melebihi ekspektasi pasar yang hanya 0,3 persen. Ini adalah kenaikan terbesar sejak Januari 2023, terutama pada penjualan kendaraan dan suku cadang.
Selain itu, klaim pengangguran awal di AS turun untuk minggu kedua berturut-turut pada pertengahan Agustus, mengurangi kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja yang melemah.
Jumlah klaim turun menjadi 227 ribu, lebih rendah dari ekspektasi pasar yang mencapai 235 ribu.
Penurunan ini menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih baik daripada yang diperkirakan sebelumnya.
Kondisi ini mendorong investor untuk memprediksi bahwa Federal Reserve (Fed) mungkin hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan September 2024, bukan 50 basis poin seperti yang diperkirakan awalnya.
“Hal ini mendorong investor untuk meningkatkan perkiraan mereka bahwa Fed akan memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan mendatang pada September 2024, berbeda dari konsensus untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 bps di awal pekan,” ujarnya.
Namun, penguatan dolar AS dibatasi oleh angka produk domestik bruto (PDB) yang kuat dari Jepang dan Inggris.
Selain itu, sentimen dari Tiongkok yang menunjukkan perlambatan ekonomi juga memengaruhi mata uang Asia termasuk rupiah.
Data pengangguran yang meningkat, kontraksi investasi, dan penurunan harga perumahan di Tiongkok menambah kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi Tiongkok.
Baca Juga: Rupiah Kian Melemah, Harga-harga Siap Melambung
Di sisi lain, surplus perdagangan Indonesia pada Juli 2024 turun menjadi 0,47 miliar dolar AS dari 2,39 miliar dolar AS pada Juni 2024, yang merupakan surplus terendah sejak Mei 2023. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan impor yang signifikan.
Josua memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak antara Rp15.675 per dolar AS hingga Rp15.800 per dolar AS pada hari ini.