SwaraWarta.co.id – Jelaskan unsur objektivitas dan subjektivitas dalam penulisan sejarah? Penulisan sejarah merupakan upaya untuk merekam dan menceritakan peristiwa masa lalu berdasarkan bukti-bukti yang ada.
Namun, dalam proses ini, terdapat dua unsur penting yang harus diperhatikan, yaitu objektivitas dan subjektivitas.
Kedua unsur ini memainkan peran yang berbeda namun saling melengkapi dalam membentuk narasi sejarah yang utuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penjelasan objektifitas dan subjektivitas dalam penulisan sejarah:
Unsur Objektivitas
Objektivitas dalam penulisan sejarah merujuk pada upaya sejarawan untuk menyajikan fakta-fakta sejarah secara akurat dan tidak memihak.
Hal ini berarti bahwa sejarawan harus mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan sumber-sumber sejarah dengan cara yang jujur dan berdasarkan bukti yang ada.
Unsur objektivitas sangat penting karena memberikan dasar yang kuat bagi narasi sejarah yang dapat dipercaya. Sejarawan yang objektif berusaha untuk menghindari bias pribadi dan emosional dalam penulisan sejarah, serta berfokus pada fakta-fakta yang dapat diverifikasi.
Misalnya, ketika menulis tentang suatu peristiwa sejarah, sejarawan harus menyajikan berbagai sudut pandang yang ada dan tidak hanya fokus pada perspektif tertentu. Dengan demikian, pembaca dapat memahami peristiwa tersebut secara lebih menyeluruh dan kritis.
Unsur Subjektivitas
Di sisi lain, subjektivitas adalah unsur yang tak terhindarkan dalam penulisan sejarah. Meskipun sejarawan berusaha untuk objektif, interpretasi terhadap peristiwa sejarah tetap dipengaruhi oleh latar belakang, nilai-nilai, dan perspektif pribadi sejarawan.
Setiap sejarawan memiliki cara pandang dan penekanan yang berbeda dalam menginterpretasikan sumber-sumber sejarah, yang kemudian mempengaruhi bagaimana mereka menyusun narasi sejarah.
Subjektivitas juga mencerminkan bahwa sejarah tidak hanya sekedar rangkaian fakta, tetapi juga kisah manusia yang penuh dengan makna dan interpretasi. Peran subjektivitas ini penting dalam memberikan warna dan kedalaman pada narasi sejarah.
Dengan adanya subjektivitas, sejarah menjadi lebih hidup dan mampu memberikan wawasan yang lebih kaya tentang masa lalu.
Oleh karena itu, penulisan sejarah adalah perpaduan antara objektivitas dan subjektivitas.
Sementara objektivitas memberikan landasan yang kuat berdasarkan bukti-bukti, subjektivitas menghadirkan interpretasi dan makna yang mendalam.
Sejarawan harus bijak dalam menyeimbangkan kedua unsur ini untuk menciptakan narasi sejarah yang akurat, kritis, namun tetap manusiawi dan bermakna.