SwaraWarta.co.id – Bagaimana pelangi terbentuk? Pernahkah kamu terpukau melihat lengkungan warna-warni yang menghiasi langit setelah hujan?
Pelangi, fenomena alam yang begitu indah, selalu berhasil memikat hati siapa saja yang melihatnya. Tahukah kamu bagaimana pelangi terbentuk dan keajaiban ini bisa terjadi?
Cahaya Matahari, Tetesan Air, dan Sihir Alam
Pembentukan pelangi melibatkan interaksi antara sinar matahari, tetesan air hujan, dan sifat cahaya itu sendiri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketika sinar matahari menembus tetesan air hujan, cahaya tersebut mengalami pembiasan. Pembiasan adalah peristiwa pembelokan cahaya ketika melewati medium yang berbeda, dalam hal ini dari udara ke air.
Cahaya Putih Terurai Menjadi Spektrum Warna
Cahaya matahari yang tampak putih sebenarnya terdiri dari berbagai macam warna yang menyatu.
Ketika cahaya putih memasuki tetesan air, ia akan dibelokkan dan terurai menjadi spektrum warna yang kita kenal, yaitu merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda, sehingga pembiasannya pun berbeda pula.
Pemantulan dan Munculnya Pelangi
Setelah dibiaskan, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke udara. Saat cahaya keluar dari tetesan air, ia akan dibiaskan sekali lagi. Akibat pembiasan dan pemantulan ganda ini, cahaya terurai menjadi spektrum warna yang membentuk lengkungan indah di langit.
Mengapa Pelangi Berbentuk Lengkungan?
Bentuk lengkung pada pelangi disebabkan oleh posisi matahari, tetesan air hujan, dan mata pengamat. Setiap tetesan air hujan bertindak sebagai prisma kecil yang membiaskan cahaya.
Kumpulan tetesan air hujan yang membiaskan cahaya pada sudut yang sama akan membentuk sebuah lingkaran penuh. Namun, kita hanya dapat melihat sebagian dari lingkaran tersebut, yaitu bagian yang berada di atas horizon.
Kondisi Ideal untuk Melihat Pelangi
Agar dapat melihat pelangi, beberapa kondisi harus terpenuhi, yaitu:
- Adanya sinar matahari: Sinar matahari diperlukan sebagai sumber cahaya yang akan dibiaskan oleh tetesan air.
- Adanya hujan: Tetesan air hujan berfungsi sebagai prisma alami yang membiaskan cahaya.
- Posisi matahari dan pengamat: Matahari harus berada di belakang pengamat dengan sudut sekitar 42 derajat di atas horizon.
Pelangi: Lebih dari Sekadar Kecantikan
Pelangi tidak hanya menjadi pemandangan yang indah, tetapi juga merupakan bukti nyata tentang sifat cahaya dan interaksi antara cahaya dengan benda-benda di alam. Fenomena ini telah menginspirasi banyak orang, dari seniman hingga ilmuwan.