SwaraWarta.co.id – Ella Nanda Sari Hasibuan, seorang wanita berusia 30 tahun asal Medan, Sumatera Utara, meninggal dunia setelah menjalani operasi sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat.
Kabar ini disampaikan oleh kakak korban, Okta Hasibuan, yang merasa tidak puas dengan tanggapan pihak klinik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Okta menjelaskan bahwa pihak klinik mengaku telah memberikan uang duka sebesar Rp 50 juta kepada keluarga mereka.
Ia mengatakan bahwa sampai saat ini, dia tidak mengetahui detail penerimaan uang tersebut karena diterima oleh tantenya.
Okta sempat menghubungi tantenya melalui WhatsApp untuk tidak menerima uang tersebut karena dia tidak setuju dengan tindakan tersebut.
Ia merasa bahwa nyawa adiknya tidak bisa dihargai dengan uang sebesar itu. “Masa sih nyawa dibayar seharga uang Rp 50 juta,” ujarnya, seperti yang dilaporkan oleh detikSumut pada Sabtu, 27 Juli 2024.
Selain itu, Okta juga mengungkapkan bahwa pihak klinik seakan tidak memiliki tanggung jawab lebih lanjut setelah memberikan uang duka.
Mereka enggan memberikan catatan rekam medis Ella kepada keluarga. Ia menegaskan bahwa klinik seharusnya memberikan informasi lengkap, termasuk rekaman CCTV saat Ella datang dan masuk ke klinik tersebut.
Okta menambahkan bahwa jika pihak klinik tidak mau memberikan penjelasan, maka ia akan membawa kasus ini ke jalur hukum. Ia merasa pihak klinik menganggap masalah ini selesai setelah menyerahkan uang duka.
Ia sempat mencoba menghubungi pihak klinik untuk bertemu, namun ditolak dengan alasan kesibukan.
Menanggapi kasus ini, Okta menyatakan akan menempuh jalur hukum untuk meminta investigasi menyeluruh atas kematian adiknya.
Dia berencana melapor ke Polres Metro Depok untuk mengusut tuntas kasus ini agar tidak ada korban lain yang mengalami hal serupa.
Ia mengaku terkejut saat mendengar kabar kematian adiknya saat menjalani operasi sedot lemak tersebut.
Langkah hukum ini diambil dengan harapan bisa mendapatkan keadilan bagi Ella dan mencegah tragedi serupa terulang.
Okta juga berharap agar masyarakat lebih waspada dan berhati-hati dalam memilih tempat untuk melakukan prosedur medis, khususnya yang berkaitan dengan kecantikan.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi semua pihak mengenai pentingnya keselamatan dan transparansi dalam layanan medis.
Kematian Ella Nanda Sari Hasibuan menambah daftar panjang kasus tragis yang terjadi di klinik kecantikan.
Kejadian ini mengundang perhatian masyarakat luas dan memicu perdebatan mengenai standar keamanan dan etika di industri kecantikan.
Banyak pihak yang menyoroti pentingnya regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa klinik kecantikan beroperasi sesuai dengan standar medis yang aman dan bertanggung jawab.
Pentingnya pengawasan terhadap klinik kecantikan menjadi topik hangat setelah kasus ini mencuat.
Masyarakat berharap pemerintah dan otoritas terkait dapat mengambil langkah tegas untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan aturan di sektor ini.
Pengawasan yang ketat diperlukan agar kasus serupa tidak terulang dan keamanan pasien dapat terjamin.
Dalam situasi seperti ini, keluarga korban sangat membutuhkan dukungan dan empati dari berbagai pihak.
Proses hukum yang akan ditempuh oleh Okta diharapkan dapat membawa keadilan bagi keluarganya dan menjadi pelajaran bagi klinik kecantikan lainnya untuk lebih berhati-hati dalam memberikan layanan medis.
Sebagai penutup, tragedi yang menimpa Ella Nanda Sari Hasibuan menjadi pengingat akan pentingnya keamanan dan tanggung jawab dalam setiap prosedur medis.
Keluarga dan masyarakat luas berharap agar kejadian ini menjadi yang terakhir dan tidak ada lagi nyawa yang hilang akibat kelalaian atau kurangnya transparansi dari penyedia layanan kecantikan.***