SwaraWarta.co.id – Dalam satu kesempatan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat, terutama yang berada di wilayah selatan Jawa Tengah,
untuk mewaspadai penurunan suhu udara selama puncak musim kemarau karena hal ini dapat mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Suhu udara minimum diperkirakan akan terus menurun. Beberapa hari yang lalu suhu tercatat 26 derajat Celcius dan kini telah turun menjadi 23 derajat Celcius, membuat udara terasa lebih dingin.
Diprediksi suhu ini akan mencapai puncak minimumnya pada bulan Agustus mendatang, ujar Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap pada hari Selasa.
Seperti yang dikatakan oleh Teguh, penurunan suhu udara ini sangat berkaitan dengan tibanya puncak musim kemarau yang dipengaruhi oleh fenomena angin Monsoon yang berasal dari Australia.
Untuk wilayah Kabupaten Cilacap yang berada di kawasan pantai, data statistik suhu minimum yang dikumpulkan sejak tahun 1975 hingga akhir Juli 2020 menunjukkan bahwa suhu minimum terendah pernah tercatat pada 14 Agustus 1994, yaitu 17,4 derajat Celsius.
Pada saat itu, suhu maksimum hanya mencapai 25,8 derajat Celcius, dengan rata-rata suhu harian sebesar 22,9 derajat Celcius.
Teguh menjelaskan bahwa di wilayah dataran tinggi atau pegunungan, suhu udara akan lebih dingin dibandingkan dengan suhu di wilayah pesisir.
Jika tidak ada alat ukur, suhu dapat diperkirakan dengan menurunkan 0,5 derajat Celcius setiap kenaikan 100 meter ketinggian tempat.
Dalam konteks ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan karena penurunan suhu udara dapat berdampak pada penurunan daya tahan tubuh.
Mengenai prakiraan cuaca di wilayah selatan Jawa Tengah untuk tiga hari ke depan, BMKG memprediksi kondisi akan cerah hingga berawan dengan suhu udara berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius,
kelembapan 60-80 persen, dan kecepatan angin 5-25 kilometer per jam yang bertiup dari arah timur.
Meskipun sedang musim kemarau, hujan masih berpotensi terjadi secara lokal dengan intensitas ringan.
Terkait dengan musim angin timuran, Teguh memperkirakan kecepatan angin di wilayah perairan selatan Jawa Barat, Jawa Tengah,
dan Daerah Istimewa Yogyakarta serta di wilayah Samudra Hindia selatan Jawa Barat-DIY akan mengalami peningkatan seiring dengan datangnya puncak musim angin timuran pada bulan Agustus.
Angin yang memiliki kecenderungan bertiup searah dengan kecepatan tinggi memiliki potensi untuk meningkatkan tingginya gelombang laut.
Oleh karena itu, BMKG mengimbau nelayan, terutama yang menggunakan perahu kecil, untuk selalu memperhatikan risiko tinggi gelombang terhadap keselamatan pelayaran sebelum berangkat melaut.
Dengan peringatan tersebut, BMKG berharap masyarakat dapat lebih waspada dan mempersiapkan diri menghadapi perubahan cuaca yang dapat memengaruhi kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
BMKG juga terus memantau kondisi cuaca dan memberikan informasi terkini agar masyarakat dapat mengambil langkah yang diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari perubahan iklim dan cuaca.***