Swarawarta.co.id – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Ponorogo melakukan penangkapan terhadap sekelompok pengamen yang dianggap “elit” dari Kota Semarang, Jawa Tengah.
Pengamen ini disebut “elit” karena mereka menggunakan kendaraan roda empat dalam melakukan aktivitas mengamen.
Baca Juga: Pengamen Asal Madiun Ditangkap Polisi Usai Bawa Kabur Bocah SD Ke Ponorogo
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ke Ponorogo menggunakan kendaraan mobil avanza,” ungkap Kabid Trantib Satpol PP Ponorogo, Subiantoro, Minggu (14/7/2024)
Tidak hanya menggunakan mobil, alat-alat musik yang digunakan oleh pengamen ini juga tidak lazim.
Selain gitar dan ukulele, mereka juga membawa angklung, tipung, dan kendang.
Baca Juga: Pengamen di Puncak Aniaya Pria yang Tak Mau Bagi Uang untuknya
“Turut kami sita juga (angklung, tipung dan kendang). Nanti baru bisa diambil satu bulan kemudian,” kata Subiantoro dilansir dari Tribunjatim.
Hal ini tentu berbeda dengan pengamen umumnya yang hanya menggunakan gitar atau alat musik sederhana lainnya.
Menurut keterangan Satpol PP Ponorogo, awalnya mereka sedang melakukan rutinitas patroli saat menemukan sekelompok pengamen terdiri dari 5 orang.
Pengamen tersebut diamankan di pertigaan Jalan Hos Cokroaminoto atau yang biasa disebut “Malioboro kw” Ponorogo. Mereka diketahui berasal dari Kota Semarang.
Identitas kelima pengamen tersebut adalah JF, ERL, SM, AR, dan DR. Dalam waktu satu jam, mereka mampu mengumpulkan uang sebesar Rp 264.000. Aktivitas mengamen ini dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.
“Jadi startnya di Alun-alun Ponorogo. Parkir di depan DPRD Ponorogo. Ngakunya langsung dari Semarang. Itu sih ngakunya, kalau aslinya kita juga gak tahu,” tegasnya
Peristiwa ini menarik perhatian Satpol PP Ponorogo karena adanya perbedaan yang mencolok antara pengamen ini dengan pengamen biasanya, baik dari segi kendaraan, alat musik, maupun jumlah uang yang berhasil dikumpulkan dalam waktu singkat.
“Jauh-jauh dari Semarang memang berniat mengamen ke Ponorogo. Ya katanya Ponorogo empuk itu,” paparnya.
Hal ini tentunya menjadi sorotan dan menjadi bahan pertimbangan bagi pihak berwenang untuk melakukan penanganan lebih lanjut.
Menariknya, para pengamen “elit” ini tidak hanya menggunakan kendaraan roda empat, tetapi juga berani merental mobil untuk mendukung kegiatan mengamen mereka.
Ini menunjukkan bahwa penghasilan yang mereka peroleh dari mengamen seimbang dengan biaya sewa kendaraan.
“Kalau tidak nyucuk (seimbang) tidak mungkin mereka berani. Ya ngrental dan modal,” tegas Subiantoro,
Pihak Satpol PP Ponorogo menyatakan bahwa mereka akan lebih memperketat penjagaan dan menyusun strategi khusus agar para pengamen luar kota tidak lagi datang ke wilayah Ponorogo, yang dikenal sebagai bumi reog.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya persaingan yang tidak sehat antara pengamen lokal dan pengamen dari luar daerah.
Fenomena ini tampaknya menjadi perhatian serius bagi aparat keamanan setempat.
Keberadaan pengamen “elit” yang mampu mengumpulkan uang dalam jumlah yang cukup besar dalam waktu singkat, serta menggunakan alat musik dan kendaraan yang tidak biasa, dianggap sebagai sesuatu yang perlu diawasi secara lebih cermat.