SwaraWarta.co.id Jenang suro adalah makanan khas yang banyak dicari saat bulan Muharram atau bulan Suro.
Pembuat jenang suro, seperti Rofiah (59), merasakan berkah dengan banyaknya pesanan yang masuk.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Baca Juga: Jelang Malam Suro 3 Pusaka Sakral Ponorogo dikeluarkan
Rofiah, seorang janda dari Kelurahan Krampyangan, Kecamatan Bugul Kidul, Kota Pasuruan, sibuk memenuhi pesanan jenang suro setiap hari selama bulan Suro. Rata-rata, Rofiah menerima 100 porsi pesanan per hari.
“Mulai tanggal 1 Suro hingga sekarang terus ada pesanan,” kata Rofiah di rumahnya, Minggu (14/7)
Jenang suro atau bubur yang diisi dengan berbagai lauk sering dipesan untuk acara selamatan di masjid.
Rofiah, telah menjalankan usaha musiman pembuatan jenang suro selama 34 tahun. Usaha ini merupakan warisan dari orang tuanya.
Proses pembuatan jenang suro dimulai dengan memasak beras dan mengaduknya terus-menerus hingga menjadi bubur, proses yang memakan waktu lebih dari 3 jam.
Setelah matang dan dingin, bubur dituangkan ke dalam kotak plastik dan diberi berbagai lauk seperti perkedel kelapa, sambal goreng tempe campur ikan teri, tahu, kacang goreng, ayam suwir, dan telur dadar iris.
Jenang suro juga dilengkapi dengan kerupuk dan kuah kare ayam dalam kemasan plastik.
Rofiah hanya memproduksi jenang suro selama bulan Suro. Ia memperkirakan bahwa pesanan akan bertambah banyak pada tanggal 10 Suro.
Baca Juga:Momen Bupati Ponorogo Hadiri Larungan Tumpeng Raksasa di Telaga Ngebel
“Saya jual Rp 10.000 per porsinya. Alhamdulillah, berkah bulan Suro, sehari omset bisa Rp 1 juta dari 100 porsi pesanan,” ungkapnya.