SwaraWarta.co.id – Kurikulum Merdeka Belajar menjadi kurikulum terbaru yang diperkenalkan oleh Kemendikbudristek. Salah satu aspek penting dari kurikulum ini adalah asesmen.
Asesmen berperan sebagai bagian dari proses pembelajaran dan penyediaan informasi. Sebagai contoh penerapan asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang tepat, harus mengikuti prinsip asesmen yang sudah ditetapkan dalam pelatihan yang diberikan oleh Kemendikbudristek.
Contoh Penerapan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang Tepat Adalah?
Berikut adalah beberapa contoh penerapan asesmen dalam Kurikulum Merdeka yang bisa diterapkan:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Asesmen Menjadi Bagian Terpadu
Asesmen harus dijadikan sebagai bagian terpadu dari beberapa proses yang ada dalam pembelajaran, seperti fasilitas pembelajaran, penyediaan informasi, dan sebagai umpan balik bagi pendidik, peserta didik, serta orang tua. Dalam prakteknya, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan strategi pembelajaran pada tahap selanjutnya.
Contoh penerapannya:
- Pendidik harus menguatkan asesmen pada awal pembelajaran untuk merancang proses pembelajaran yang sesuai dengan kesiapan peserta didik.
- Pendidik membuat rencana pembelajaran dengan tujuan untuk menentukan langkah perbaikan dalam proses pembelajaran ke depannya.
- Pendidik memberikan dukungan verbal untuk menstimulasi pola pikir peserta didik.
- Pendidik mengikutsertakan peserta didik untuk melakukan asesmen.
- Pendidik memberikan kesempatan kepada para peserta didik agar bisa melakukan refleksi mengenai kemampuan mereka masing-masing.
- Pendidik membuat rancangan asesmen guna mendorong peserta didik meningkatkan kompetensinya melalui asesmen.
2. Asesmen Dilakukan dan Dirancang Sesuai Fungsinya
Asesmen harus dilakukan dan dirancang sesuai dengan fungsi yang ada. Hal ini bertujuan untuk menentukan waktu pelaksanaan dan teknik asesmen yang tepat dan efektif, sehingga tujuan pembelajaran dalam dunia pendidikan bisa tercapai.
Baca Juga: Mengapa Anda Memilih untuk Menjadi Pengajar Praktik di Program Pendidikan Guru Penggerak?
Contoh penerapannya:
- Pendidik merencanakan tujuan pembelajaran ketika merancang asesmen dan memberikan kejelasan kepada peserta didik tentang tujuan asesmen.
- Pendidik menggunakan beragam teknik asesmen yang ada selama masih sesuai dengan tujuan dan fungsi asesmen.
3. Asesmen Dibuat Adil, Proporsional, Valid, dan Terpercaya
Asesmen seharusnya dirancang secara adil, proporsional, valid, dan terpercaya. Hal ini dilakukan untuk menjelaskan mengenai kemajuan belajar, menentukan langkah selanjutnya, dan menyusun program pembelajaran yang sesuai dengan tujuan berikutnya.
Contoh penerapannya:
- Pendidik menyediakan waktu yang cukup supaya asesmen menjadi proses pembelajaran, dan bukan hanya kepentingan untuk menguji saja.
- Pendidik membuat sebuah kriteria khusus atau sukses, lalu menyampaikannya kepada peserta didik, sehingga peserta didik mampu memahami ekspektasi seperti apa yang perlu dicapai.
- Pendidik bekerjasama untuk merancang asesmen agar bisa menggunakan kriteria yang sesuai dengan tujuan asesmen.
- Pendidik memakai hasil asesmen sebagai acuan untuk menindaklanjuti pembelajaran.
4. Laporan Asesmen Memiliki Sifat Informatif dan Sederhana
Laporan kemajuan belajar dan pencapaian dari peserta didik seharusnya memiliki sifat informatif dan sederhana. Hal ini bertujuan untuk memberikan manfaat mengenai kompetensi dan karakter yang hendak dicapai.
Contoh penerapannya:
- Pendidik membuat laporan kemajuan belajar dengan ringkas dan singkat, mengutamakan informasi yang penting agar mudah dipahami oleh para peserta didik dan orang tua.
- Pendidik memberikan umpan balik secara bertahap kepada peserta didik dan mendiskusikannya bersama dengan orang tua peserta didik.
5. Hasil Asesmen Digunakan untuk Bahan Refleksi
Hasil asesmen yang diperoleh, digunakan oleh para peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, serta orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu dari proses pembelajaran.
Baca Juga: Intisari Pemikiran Ki Hajar Dewantara Tentang Pendidikan
Contoh penerapannya:
- Pendidik memberikan waktu bagi guru untuk bisa menganalisis, melakukan refleksi, dan membaca hasil dari asesmen.
- Pendidik memakai hasil asesmen sebagai acuan diskusi dengan para peserta didik untuk memutuskan hal mana yang berjalan baik, dan mana yang perlu diperbaiki.
- Pendidik memberikan umpan balik secara bertahap kepada peserta didik dan mendiskusikannya bersama dengan orang tua peserta didik.
Berdasarkan contoh penerapan asesmen yang tepat di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam Kurikulum Merdeka Belajar, asesmen harus dijadikan sebagai bagian terpadu dari beberapa proses pembelajaran, dirancang sesuai fungsi, adil, valid, proporsional, terpercaya, serta laporan hasilnya harus informatif, sederhana, dan bisa digunakan sebagai bahan refleksi.