Praktik Pendidikan Kolonial Apa yang Pernah Anda Lakukan Selama Menjadi Guru |
SwaraWarta.co.id – Praktik pendidikan kolonial apa yang pernah Anda lakukan selama menjadi guru?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai seorang guru yang telah mengabdi selama
bertahun-tahun, saya menyadari bahwa praktik pendidikan kolonial masih
meninggalkan jejak yang mendalam dalam sistem pendidikan kita.
Tanpa disadari, saya pun pernah menerapkan beberapa praktik
ini dalam proses belajar mengajar.
Penekanan pada Hafalan dan Kepatuhan
Salah satu warisan kolonial yang paling kentara adalah
penekanan pada hafalan dan kepatuhan. Siswa dituntut untuk menghafal informasi
tanpa memahami makna yang lebih dalam.
Saya pun pernah terjebak dalam pola ini, memberikan
tugas-tugas yang hanya menguji kemampuan siswa dalam mengingat fakta dan rumus.
Padahal, pendidikan seharusnya mendorong siswa untuk berpikir kritis dan
kreatif.
Sistem Penilaian yang Mematikan Kreativitas
Sistem penilaian yang kaku dan terpaku pada nilai ujian juga
merupakan warisan kolonial.
Siswa dianggap berhasil jika mendapatkan nilai
tinggi, tanpa mempertimbangkan aspek lain seperti kreativitas, kemampuan
berkomunikasi, dan kerjasama.
Saya pernah menjadi bagian dari sistem ini, memberikan nilai
berdasarkan hasil ujian semata. Namun, saya kini menyadari bahwa penilaian
seharusnya lebih holistik dan menghargai potensi unik setiap siswa.
Pembedaan Kelas Sosial dan Rasial
Praktik pendidikan kolonial juga menciptakan pembedaan kelas
sosial dan rasial. Sekolah-sekolah tertentu hanya diperuntukkan bagi golongan
tertentu, sementara yang lain diabaikan.
Saya melihat sisa-sisa diskriminasi ini dalam bentuk
kesenjangan kualitas pendidikan antara sekolah di perkotaan dan pedesaan, atau
antara sekolah negeri dan swasta.
Mengubah Paradigma Pendidikan
Sebagai seorang pendidik, saya merasa bertanggung jawab
untuk mengubah paradigma pendidikan yang masih terbelenggu oleh warisan
kolonial.
Saya berusaha menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
dan mendorong siswa untuk mengeksplorasi minat mereka. Saya juga menerapkan
penilaian yang lebih beragam, tidak hanya bergantung pada nilai ujian.
Pendidikan yang Membebaskan
Saya percaya bahwa pendidikan seharusnya menjadi alat untuk
membebaskan, bukan membelenggu.
Pendidikan harus memberikan kesempatan bagi setiap siswa
untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal, tanpa memandang latar
belakang sosial, ekonomi, atau ras.
Menumbuhkan Kesadaran Kritis
Saya juga berusaha menumbuhkan kesadaran kritis siswa
terhadap isu-isu sosial dan lingkungan. Saya mengajak mereka untuk berpikir
kritis tentang sejarah dan dampak kolonialisme dalam kehidupan sehari-hari.
Saya berharap mereka menjadi generasi yang mampu membawa
perubahan positif bagi bangsa dan negara.
Refleksi dan Perubahan
Praktik pendidikan kolonial memang pernah menjadi bagian
dari perjalanan saya sebagai seorang guru.
Namun, saya berkomitmen untuk terus belajar dan berubah.
Saya ingin menjadi guru yang mampu menciptakan ruang belajar yang inklusif,
menghargai keberagaman, dan mendorong siswa untuk menjadi pembelajar sepanjang
hayat.