Tangkapan layar youtube |
Swarawarta.co.id – Pada Selasa, 15 Agustus 2023, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) mengadili kasus penganiayaan yang melibatkan Mario Dandy dan terdakwa lainnya terhadap David Ozora. Tuntutan yang keras dilontarkan oleh jaksa menggarisbawahi kekejaman perbuatan mereka dan dampak yang mendalam bagi korban. Dalam tuntutan yang dibacakan, jaksa memaparkan rincian kasus serta menyampaikan tuntutan pidana yang seimbang dengan kejahatan yang dilakukan.
Tuntutan Hukuman Maksimal
Dalam tuntutan yang dibacakan oleh jaksa di PN Jaksel, Mario Dandy dihadapkan pada tuntutan hukuman maksimal 12 tahun penjara. Jaksa meyakinkan bahwa Mario Dandy telah terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana penganiayaan berat yang direncanakan dengan matang. Jaksa menilai bahwa tidak ada alasan yang dapat meringankan tuntutan hukuman terhadap Mario Dandy. Dengan fakta-fakta yang ada, perbuatan tersebut dianggap sangat tidak manusiawi dan harus dihukum setimpal.
Penghukuman Berat dan Dampak Pada Korban
Jaksa juga menyoroti kekejaman perbuatan Mario Dandy yang tidak hanya menyebabkan luka fisik, tetapi juga kerusakan yang dalam pada korban, David Ozora. Dampaknya termasuk kerusakan otak yang mengakibatkan amnesia dan merusak masa depan korban. Ini menjadi hal yang memberatkan vonis hukuman terhadap Mario Dandy. Dengan penyikapan yang sadis dan brutal, Mario Dandy dianggap telah merusak nyawa dan masa depan seorang individu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kehilangan Empati dan Upaya Pemutarbalikan Fakta
Selama penyidikan, terungkap bahwa Mario Dandy telah melakukan upaya untuk memutarbalikkan fakta dan merancang cerita bohong. Tindakan ini semakin memperkuat pandangan bahwa terdakwa tidak menunjukkan empati terhadap korban atau mengakui kesalahannya. Ini juga mencerminkan karakteristik perbuatan yang tidak manusiawi dan berkelanjutan, yang sejalan dengan tuntutan hukuman maksimal.
Restitusi dan Ganti Rugi
Selain tuntutan pidana, Mario Dandy juga dihadapkan pada tuntutan membayar restitusi atau kerugian senilai 120 miliar kepada keluarga korban. Jika tidak mampu membayar jumlah tersebut, terdakwa akan dijatuhi hukuman pidana penjara selama 7 tahun. Ini menunjukkan bahwa konsekuensi hukuman tidak hanya terbatas pada penjara, tetapi juga pada aspek finansial yang sesuai dengan dampak merugikan yang ditimbulkan.
Keterlibatan Terdakwa Lainnya
Selain Mario Dandy, terdakwa lainnya, Shane Lukas, juga dituntut dalam kasus ini. Meskipun tuntutan hukuman terhadap Shane Lukas lebih rendah, yaitu 5 tahun penjara, jaksa tetap menganggap perannya dalam perencanaan penganiayaan sangat serius. Tuntutan terhadap Shane Lukas dan terdakwa lainnya menggarisbawahi keterlibatan bersama dalam merencanakan tindakan keji yang mengakibatkan luka parah pada David Ozora.
Dalam kasus yang mengguncangkan ini, keadilan harus dijunjung tinggi. Pengadilan memiliki tanggung jawab untuk memberikan hukuman setimpal dengan kejahatan yang dilakukan. Tuntutan pidana dan restitusi yang diajukan jaksa mencerminkan keprihatinan serius terhadap perbuatan kejam dan dampaknya pada korban serta masyarakat secara luas. Semoga putusan pengadilan nanti dapat membawa keadilan bagi korban dan memberikan pesan yang jelas tentang penegakan hukum dalam kasus serupa di masa depan.