Kelemahan Usaha Gorengan – SwaraWarta.co.id (Pinterest) |
SwaraWarta.co.id – Salah satu Kelemahan Usaha Gorengan adalah fluktuatif harga bahan baku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pembuatan gorengan di Indonesia melibatkan berbagai bahan baku penting seperti tepung terigu, tauge, tahu, tempe, wortel, dan cabai.
Cabai, dengan rasa pedasnya, adalah salah satu komponen utama yang sangat diinginkan oleh banyak konsumen.
Namun, bisnis gorengan sering kali dihadapkan pada tantangan harga bahan baku yang tidak stabil.
Tepung terigu digunakan untuk membuat adonan gorengan seperti bakso goreng atau pisang goreng.
Harganya dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti cuaca, harga gandum global, atau kebijakan pemerintah terkait pangan.
BACA JUGA: Rekomendasi Paket Usaha Minuman Kekinian untuk Dicoba; Cappucino Cincau Tempo Doeloe
Tauge, bahan penting dalam tahu isi atau tauge goreng, juga mengalami fluktuasi harga bergantung pada ketersediaan bahan baku dan permintaan lokal.
Tahu dan tempe, bahan dasar utama dalam tahu goreng atau tempe goreng, umumnya memiliki harga yang lebih stabil, meskipun tetap rentan terhadap perubahan musiman atau kondisi pasokan.
Wortel, walaupun bukan bahan utama dalam gorengan, sering digunakan dalam variasi seperti bakso goreng atau pastel, dan harga wortel dapat bervariasi sepanjang musim tanam dan panen.
Namun, cabai adalah bahan yang paling sering mengalami lonjakan harga yang signifikan.
Faktor-faktor seperti musim tanam, cuaca ekstrem, atau kebijakan impor pemerintah dapat mempengaruhi ketersediaan dan harga cabai secara drastis.
Kenaikan harga ini bisa menjadi dilema bagi penjual gorengan, karena mereka harus mempertimbangkan penyesuaian harga jual untuk menjaga margin keuntungan yang sehat.
Dampak dari fluktuasi harga bahan baku tidak bisa diabaikan dalam operasional harian penjual gorengan.
BACA JUGA: Dividen: Salah Satu Cara Bagi Hasil Usaha Pemodal dan Pengelola
Kenaikan harga yang tiba-tiba dapat mengganggu stabilitas persediaan dan juga mengurangi kualitas produk akhir yang ditawarkan kepada pelanggan.
Oleh karena itu, penting bagi penjual gorengan untuk memiliki strategi yang tepat dalam mengelola fluktuasi harga ini.
Beberapa strategi yang bisa diterapkan antara lain adalah menetapkan harga jual yang fleksibel, sehingga bisa disesuaikan dengan perubahan harga bahan baku.
Selain itu, diversifikasi menu juga dapat membantu dengan menciptakan variasi produk yang memungkinkan penggunaan berbagai bahan baku yang tersedia.
Kerja sama yang baik dengan supplier untuk mendapatkan harga yang kompetitif dan pemahaman yang lebih baik tentang fluktuasi harga juga menjadi kunci sukses.
Selain itu, edukasi kepada konsumen juga penting dalam menjelaskan alasan di balik penyesuaian harga, terutama saat ada lonjakan harga yang signifikan.
Hal ini dapat membantu mempertahankan kepercayaan pelanggan dan meminimalkan dampak negatif dari fluktuasi harga.
Dengan kesabaran dan kreativitas dalam mengelola bisnis, penjual gorengan dapat mengatasi tantangan fluktuasi harga bahan baku dan tetap menjaga keberlangsungan usaha serta kepuasan pelanggan.***