Ilustrasi pemerkosaan mahasiswi oleh anak pemilik kos (Dok.Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Seorang Mahasiswi Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) berinisial N (18) menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh anak pemilik kos berinisial P (25).
Peristiwa keji tersebut viral melalui pesan whatsapp.Korban juga sempat meminta mahasiswi lain untuk berhati-hati terhadap pelaku.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kejadian tersebut bermula saat korban baru pulang kuliah. Sementara pelaku sudah bersembunyi di kamar kamar mandi. Untuk menakuti korban, pelaku membawa pisau dan diarahkannya kepada korban.
Selain melakukan pemerkosaan kepada korban, pelaku juga sempat mengambil foto korban untuk disebarluaskan.
Setelah mengalami kejadian tidak senonoh tersebut, N kemudian melaporkannya kepada ibu kos. Namun sayangnya, ibu kos justru meminta kejadian tersebut dirahasiakan agar anaknya tidak masuk penjara.
Meskipun demikian, korban tetap melaporkan kejadian tersebut ke Polrestabes Medan untuk mendapatkan tindak lanjut.
Kejadian pemerkosaan tersebut diketahui terjadi pada hari Selasa, (17/10). Salah satu sepupu korban yang berinisial RI juga sempat memberikan keterangan terkait kejadian tersebut di malam hari usai kejadian.
RI mengungkapkan bahwa usai kejadian, korban sempat menghubungi pihak keluarga melalui Instagram di hp orang lain.
“Saat itu N nelepon saya dalam keadaan menangis, dan minta tolong untuk saya cepat datang kesana. Saya bingung ada apa, lalu saya menghubungi sepupu saya, KD yang berada lebih dekat dengannya,” ungkap IR kepada awak media pada hari Senin, (17/10).
Saat tiba di lokasi, IR melihat kondisi korban sudah sangat memprihatinkan. Spontan korban juga sempat meminta tolong kepada RI.
“Sampai sana N uda gak karuan, saya liat matanya hitam, bibirnya hitam. Spontan juga dia teriak bilang ‘tolong adek bg’. Saya juga mau tanya kenapa tapi situasinya ga tepat,” imbuhnya.
Kemudian korban dibawa keluarganya ke Polsek Pancur Batu. Selanjutnya korban menceritakan kejadian yang dialaminya kepada pihak kepolisian. Hal ini juga turut disaksikan oleh keluarga korban termasuk RI.
“Jadi kami bawa ke Polsek karena kondisi juga uda gak karuan, saya juga bingung. Nah disitulah dia cerita semuanya,” ungkapnya.
Keterangan yang diberikan korban kepada pihak kepolisian juga sama dengan pesan yang dikirimkan korban melalui pesan whatsapp kepada mahasiswi lainnya.
Lebih lanjut, RI menjelaskan bahwa korban sudah lebih baik lagi dari segi fisik. Namun korban masih mengalami trauma berat pada mentalnya.
“Korban masih histeris, contohnya saat dia dengar kran air, dia menjerit-jerit. Katanya karena saat itu kran air dinyalakan saat kejadian. Jadi dia trauma berat kalau menyangkut hal-hal kejadian,” jelas RI