WHO ungkap kehabisan kata untuk mendefinisikan kondisi Palestina. (Dok. Istimewa) |
SwaraWarta.co.id – Konflik yang terjadi antara Palestina dan Israel hingga kini belum juga usai.
Bahkan WHO mengungkapkan bahwa pihaknya nyaris kehabisan kata untuk mengungkapkan kegerian yang terjadi di Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Imbas serangan yang dilakukan Israel, sejumlah 9.200 jiwa harus kehilangan nyawa di Gaza.
Hal ini terjadi lantaran Israel semakin intensif dalam melakukan serangan terhadap Palestina.
Diketahui Israel telah melakukan penyerangan dengan mengirimkan bom ke berbagai layanan mulai dari sekolah, tempat penampungan hingga rumah sakit.
“Kami kehabisan kata-kata menggambarkan kengerian yang terjadi di Gaza,” jelas Tedros Adhanom Ghebreyesus selaku direktur jendral WHO.
Berdasarkan laporan dadi WHO mengungkapkan bahwa sebagian besar korban berasal dari kaum perempuan dan anak-anak.
Bahkan antrian di rumah sakit mendadak penuh sampai dengan penuhnya mayat membeludak.
Pihak medis terpaksa melakukan tindakan operasi tanpa anestesi terlebih saat ini tengah terjadi kelangkaan obat.
WHO juga mengaku kesulitan dalam mengirimkan bantuan ke Gaza lantaran tidak adanya jaminan keselamatan pada staffnya.
Menurut Mike Ryan selaku kepala darurat WHO menjelaskan bahwa pihak rumah sakit maupun staff internasional memerlukan jaminan keselamatan saat akan memasuki Gaza.
“Kami tidak pernah merasa sulit untuk menetapkan aturan dasar keterlibatan yang memungkinkan kami bertindak dengan cara kemanusiaan yang tepat,” ujarnya.
“Tugas kami adalah menyelamatkan nyawa. Itu adalah satu-satunya tugas kami,” imbuh Mike Ryan menjelaskan.
Sementara relawan yang bertugas di Gaza mengaku bahwa banyak warga setempat mulai putus asa.
Terlebih persediaan sumber daya mulai menipis seiring dengan kemungkinan tempat tinggal sekarang berpotensi tidak beroperasi kembali.
Sejumlah relawan mengaku stress lantaran banyak warga yang cemas terkait dengan kondisi keluarganya.
Pimpinan relawan akademisi di Universitas Nasional An-Najah yakni Sulaiman Amad mengaku bahwa pihaknya seperti raga tanpa nyawa.
Banyaknya penangkapan yang dilakukan oleh Israel membuat Sulaiman tidak bisa menjamin sampai kapan tempat penampungannya aman.
Salah seorang berusia 28 tahun juga mengungkapkan hal serupa. Dirinya mengaku pasrah dan ingin segera menyusul keluarganya untuk meninggal dunia.
Di samping itu, hari ini sejumlah ormas hingga publik figure Indonesia telah menggelar aksi di monas dalam rangka peduli terhadap Palestina.
Tidak hanya dihadiri oleh ormas dan publik figure, aksi tersebut turut dihadiri sejumlah tokoh penting seperti Amin Rais, Puan Maharani, bacapres Anies Baswedan dan masih banyak lagi.