Swarawarta.co.id – Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggelar Misi Dagang di Provinsi Maluku yang berhasil membukukan transaksi senilai Rp 460,7 miliar.
Agenda ini dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan digelar di The Natsepa Resort & Conference Center, Maluku Tengah.
“Ini bukan sekadar jual beli. Ini adalah ruang pertemuan antar pelaku usaha, antar budaya, antar potensi daerah yang semuanya saling menguatkan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Khofifah menekankan bahwa misi dagang bukan hanya tentang bisnis, tetapi juga strategi untuk memperkuat konektivitas antar daerah di wilayah timur Indonesia.
“Jawa Timur terus berkomitmen menjaga ritme perdagangan antar wilayah. Apalagi, kita adalah provinsi dengan kontribusi ekonomi terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta,” paparnya.
Transaksi besar ini merupakan hasil sinergi antara pelaku usaha Jatim dan Maluku yang memperdagangkan berbagai komoditas strategis, seperti hasil perikanan, produk tembakau, dan hasil hutan. Nilai transaksi ini naik dua kali lipat dibandingkan dengan Misi Dagang serupa pada Desember 2021. Khofifah optimistis bahwa nilai transaksi masih bisa bertambah karena beberapa kontrak lanjutan biasanya baru rampung setelah acara resmi ditutup.
“Capaian ini adalah hasil kolaborasi yang kuat dengan provinsi mitra, termasuk Maluku,” imbuhnya.
Jawa Timur memiliki peran penting dalam perekonomian nasional, dengan kontribusi 14,39% terhadap PDB nasional dan 25,23% terhadap PDRB Pulau Jawa. Pada triwulan IV-2024, ekonomi Jatim tumbuh 5,03% secara tahunan dengan total PDRB ADHB mencapai Rp 802,45 triliun. Perdagangan antar wilayah juga menjadi tulang punggung neraca ekonomi Jatim, dengan surplus perdagangan antar daerah tertinggi se-Indonesia sebesar Rp 209 triliun pada tahun sebelumnya.