SwaraWarta.co.id – Di tengah meningkatnya tensi perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia, China menunjukkan sikap yang tegas dan tidak gentar dalam menghadapi potensi perang dagang yang lebih luas dengan Amerika Serikat.
Pernyataan-pernyataan pejabat tinggi China dan langkah-langkah kebijakan yang diambil mengindikasikan bahwa Beijing siap untuk membela kepentingan nasionalnya dan tidak akan mundur di bawah tekanan eksternal.
Presiden Xi Jinping dalam beberapa kesempatan menyampaikan bahwa China tidak ingin perang dagang, namun tidak takut untuk menghadapinya jika diperlukan. Retorika ini didukung oleh tindakan nyata di lapangan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Setelah Amerika Serikat menaikkan tarif secara signifikan terhadap barang-barang impor dari China, Beijing merespons dengan langkah serupa, meningkatkan tarif impor untuk sejumlah produk AS.
Kementerian Perdagangan China menyatakan bahwa tindakan AS melanggar aturan perdagangan internasional dan merusak sistem perdagangan multilateral.
Mereka menegaskan bahwa China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingan sahnya. Selain tarif, China juga mempertimbangkan langkah-langkah non-tarif lainnya sebagai respons terhadap tekanan AS.
Para analis menilai bahwa China memiliki sejumlah opsi untuk melawan dampak perang dagang, termasuk memperkuat pasar domestik, menjalin kemitraan dagang dengan negara lain, dan memanfaatkan instrumen kebijakan fiskal dan moneter.
Ketahanan ekonomi China yang besar dan pasar domestiknya yang luas dianggap sebagai modal penting dalam menghadapi tantangan eksternal.
Meskipun perang dagang diperkirakan akan membawa dampak negatif bagi kedua negara dan ekonomi global, China menunjukkan tekad yang kuat untuk mempertahankan posisinya dan tidak menyerah pada tekanan Amerika Serikat.
Sikap ini mengindikasikan bahwa perselisihan perdagangan antara kedua negara kemungkinan akan berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan penuh tantangan.