Terungkap, Ini Sosok Edi Orang Dibalik Ladang Ganja di Bromo

- Redaksi

Thursday, 20 March 2025 - 09:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Swarawarta.co.id – Penemuan ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) pada September 2024 lalu menghebohkan masyarakat. Kasus ini menjadi sorotan setelah beredar kabar bahwa lahan tersebut ditemukan berkat rekaman drone seorang warga.

Sementara itu, muncul juga kebijakan larangan menerbangkan drone di area taman nasional, yang semakin memicu perbincangan publik.

Saat ini, kasus tersebut tengah menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri Lumajang, dengan lima orang terdakwa yang merupakan warga sekitar TNBTS.

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Kelima terdakwa yang kini diadili mengaku hanya menjalankan perintah seseorang bernama Edi, yang hingga kini masih buron. Menurut kesaksian para terdakwa, Edi memberikan bibit ganja serta seluruh perlengkapan yang dibutuhkan untuk menanam dan merawat tanaman tersebut.

Selain itu, ia juga menjanjikan bayaran bagi mereka yang bersedia menanam ganja di kawasan konservasi itu.

Baca Juga :  Jelang HUT RI, Megawati dapat Undangan Upacara di IKN

Setiap kali mereka datang ke ladang, mereka diberikan upah sebesar Rp150 ribu, sedangkan untuk setiap kilogram ganja yang berhasil dipanen, mereka dijanjikan imbalan Rp4 juta.

Dalam sidang yang digelar pada Selasa, 18 Maret 2025, tiga terdakwa, yakni Tomo bin Sutamar, Tono bin Mistam, dan Bambang bin Narto, memberikan kesaksian di hadapan majelis hakim yang dipimpin Redite Ika Septina, dengan dua hakim anggota, I Gede Adhi Gandha Wijaya dan Faisal Ahsan.

Ketiga terdakwa yang berasal dari Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Lumajang, mengaku mendapatkan instruksi langsung dari Edi tentang lokasi yang harus ditanami ganja. Mereka juga menyebut bahwa segala keperluan seperti bibit dan pupuk disediakan oleh Edi.

Terdakwa Tomo dan Tono diketahui memiliki hubungan keluarga, di mana Tono merupakan menantu dari Tomo.

Baca Juga :  Seorang Kakek Ditemukan Tewas Usai Tenggem di Sungai Ngroto

Dalam persidangan, mereka juga mengungkapkan bahwa Edi tidak hanya memberikan perlengkapan pertanian, tetapi juga melatih mereka dalam proses penanaman hingga perawatan ganja.

Pria yang masih buron itu bahkan meyakinkan mereka bahwa jika keberadaan ladang ganja diketahui aparat, ia akan bertanggung jawab penuh.

Selain ketiga terdakwa tersebut, dua warga lainnya, Suwari bin Untung dan Jumaat bin Seneram, juga menjalani persidangan dengan agenda pembacaan surat dakwaan pada hari yang sama di PN Lumajang.

Sementara itu, seorang terdakwa lain bernama Ngatoyo telah meninggal dunia, sehingga dakwaannya otomatis gugur.

Sosok Edi sendiri diketahui masih memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu terdakwa, Bambang bin Narto.

Di mata warga sekitar, Edi dikenal sebagai seorang pengepul sayur yang sering berinteraksi dengan penduduk desa.

“Terakhir bertemu Edi, ya lima hari sebelum penggerebekan ladang ganja itu,” kata Bambang.

Baca Juga :  Inovasi Baru Samsung: Live Translate untuk Terjemahan Siaran TV

Namun, di balik kesehariannya, ia diduga sebagai otak di balik penanaman ganja di kawasan taman nasional tersebut.

Pihak kepolisian kini telah mengantongi foto Edi dan terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.

Kasus ini menambah daftar panjang penyalahgunaan kawasan konservasi untuk aktivitas ilegal. Penegakan hukum terhadap para pelaku diharapkan bisa memberikan efek jera, sekaligus menjadi peringatan bagi masyarakat agar tidak tergiur dengan keuntungan dari praktik terlarang seperti ini.

Dengan masih buronnya Edi, aparat terus berupaya mengusut tuntas jaringan di balik ladang ganja yang berhasil diungkap pada pertengahan September tahun lalu.

“Kami punya foto DPO ini. Upaya pengejaran secara maksimal masih terus kami lakukan,” ujar Untoro di Polres Lumajang, Rabu siang ini, 19 Maret 2025.

Berita Terkait

Pemerintah Bengkulu Luncurkan “Loker Merah Putih” untuk Atasi Pengangguran
Jakarta Lebaran Fair 2025 Resmi Dibuka, Bisa Jadi Destinasi Liburan Lebaran yang Menarik
Timnas Indonesia Gagal Taklukkan Australia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Patrik Kluivert Kambing Hitamkan Kevin Diks
Jokowi Tanggapi Ajakan Puan Maharani untuk Akhiri Ketegangan dengan PDIP
Dewan Pers Kecam Teror Kepala Babi ke Tempo, Minta Dilaporkan ke Aparat
Fast Charging vs Normal Charging: Mana yang Lebih Baik untuk Baterai Mobil Listrik?
Ini Perbedaan Mobil Hybrid dan Mobil Listrik
Timnas Indonesia Takluk dari Australia, Andre Rosiade Beri Kritik Tajam hingga Sebut Rindu STY

Berita Terkait

Friday, 21 March 2025 - 11:05 WIB

Pemerintah Bengkulu Luncurkan “Loker Merah Putih” untuk Atasi Pengangguran

Friday, 21 March 2025 - 10:56 WIB

Jakarta Lebaran Fair 2025 Resmi Dibuka, Bisa Jadi Destinasi Liburan Lebaran yang Menarik

Friday, 21 March 2025 - 10:01 WIB

Timnas Indonesia Gagal Taklukkan Australia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Patrik Kluivert Kambing Hitamkan Kevin Diks

Friday, 21 March 2025 - 09:54 WIB

Jokowi Tanggapi Ajakan Puan Maharani untuk Akhiri Ketegangan dengan PDIP

Friday, 21 March 2025 - 09:50 WIB

Fast Charging vs Normal Charging: Mana yang Lebih Baik untuk Baterai Mobil Listrik?

Berita Terbaru

Cara Cek Kuota Smartfren Terbaru di Tahun 2025

Teknologi

5 Cara Cek Kuota Smartfren Terbaru di Tahun 2025

Friday, 21 Mar 2025 - 10:08 WIB