SwaraWarta.co.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, penyandang disabilitas kerap menjadi sasaran empuk pinjaman online (pinjol) ilegal.
Kata Deputi Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Jawa Barat, Ikhsan Hutahaean.
Hal itu disampaikan Ikhsan saat menghadiri pelatihan literasi keuangan digital, bekerja sama dengan Telkom University dan IDEAHub, Selasa (12/2/2025) di Bandung, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Edukasi preventif ini bertajuk “Pelatihan Literasi Keuangan Digital: Pelindungan Mahasiswa Disabilitas dari Pinjaman Online Ilegal”.
Ikhsan menekankan pentingnya literasi keuangan bagi mahasiswa. Khususnya, penyandang disabilitas dalam menghadapi tantangan ekonomi digital yang semakin kompleks.
“Mahasiswa terutama penyandang disabilitas, sering menjadi sasaran empuk bagi pinjaman online ilegal karena kurangnya literasi keuangan. Sehingga, pelatihan ini diharapkan dapat memberikan mereka bekal untuk lebih bijak mengelola keuangan dan menghindari risiko pinjaman ilegal,” ujar Ikhsan Hutahaean.
Kegiatan ini mendapat apresiasi tinggi dari para peserta yang merasa mendapatkan wawasan baru dan bermanfaat dalam mengelola keuangan pribadi mereka. Terlebih, selama pelatihan berlangsung turut disertakan penerjemah bahasa isyarat.
“Pelatihan ini sangat membantu saya memahami risiko pinjaman online ilegal. Dengan adanya juru bahasa isyarat, saya juga bisa lebih memahami materi yang disampaikan,” ucap salah satu peserta.