SwaraWarta.co.id – Sempat heboh, Google Indonesia mengonfirmasi adanya kesalahan dalam informasi nilai tukar rupiah yang ditampilkan pada platform mereka, yang menunjukkan kurs dolar AS turun hingga Rp8.170.
Pihak Google menjelaskan bahwa data yang mereka tampilkan berasal dari sumber pihak ketiga, sehingga informasi yang muncul tidak selalu berasal langsung dari mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha, menanggapi kesalahan ini dengan menjelaskan bahwa terjadi error pada tampilan data kurs di Google.
Ia mengklarifikasi bahwa angka “09” dalam timestamp yang terlihat bukanlah penanda tahun 2009, melainkan waktu terakhir sistem Google melakukan pembaruan data kurs tersebut.
Hal ini disampaikannya dalam sebuah pernyataan tertulis yang dikutip pada Minggu, 2 Februari 2025.
Kemunculan kurs dolar yang jauh di bawah nilai sebenarnya di Google Search kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor.
Berikut beberapa kemungkinan penyebabnya:
– Manipulasi Data
Salah satu kemungkinan penyebab utama kesalahan kurs tersebut adalah adanya manipulasi data, baik yang disengaja maupun tidak.
Dalam skenario ekstrem, peretasan dapat menyebabkan data yang salah muncul di platform, sehingga informasi yang disajikan menjadi tidak akurat dan berpotensi menyesatkan pengguna.
– Sumber Data yang Digunakan
Google memperoleh data kurs mata uang melalui sistem algoritma yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber eksternal.
Sumber ini dapat berasal dari lembaga keuangan, institusi ekonomi, atau penyedia layanan data keuangan.
Jika salah satu sumber tersebut mengalami kesalahan dalam memperbarui informasinya, maka data yang ditampilkan di Google juga dapat terpengaruh.
– Kesalahan Manusia (Human Error)
Faktor lain yang bisa menyebabkan ketidakakuratan data adalah kesalahan manusia dalam proses pembaruan informasi.
Kesalahan pengetikan atau kesalahan dalam memasukkan data dapat berujung pada tampilan kurs yang salah.
Oleh karena itu, sangat penting bagi Google untuk memastikan bahwa data yang mereka tampilkan telah diverifikasi dengan benar.
Kesalahan informasi dalam nilai tukar mata uang dapat berdampak besar terhadap keputusan ekonomi yang diambil oleh masyarakat dan pelaku bisnis.
Kesalahan data seperti ini menyoroti pentingnya verifikasi informasi sebelum digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Selain itu, pihak Google diharapkan segera melakukan koreksi agar tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bahwa dalam era digital, ketepatan dan validitas data menjadi faktor krusial dalam penyebaran informasi yang berkaitan dengan sektor ekonomi dan keuangan.***