SwaraWarta.co.id – Pertandingan antara Persela Lamongan dan Persijap Jepara di babak 8 besar Grup Y Liga 2 berakhir dengan kericuhan.
Laga yang berlangsung di Stadion Tuban Sport Center pada Selasa (18/2/2025) sore ini terpaksa dihentikan pada menit ke-78 setelah suporter Persela memasuki lapangan.
Awalnya, suporter mulai melempar suar ke dalam lapangan sebagai bentuk protes. Situasi semakin tidak terkendali ketika satu per satu penonton masuk ke lapangan, memaksa wasit menghentikan pertandingan demi keamanan para pemain, tim ofisial, dan perangkat pertandingan.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Aksi suporter berlanjut dengan perusakan sejumlah fasilitas stadion, termasuk gawang dan jaringnya. Bahkan, beberapa orang melakukan aksi pembakaran di tengah lapangan, semakin memperburuk situasi.
Panitia pelaksana (panpel) pertandingan tampak kesulitan mengendalikan situasi. Mereka berusaha menyelamatkan properti pertandingan agar tidak mengalami kerusakan lebih parah akibat amukan massa.
Pada saat pertandingan dihentikan, Persijap unggul 1-0 atas Persela. Persela yang membutuhkan kemenangan untuk lolos ke babak play-off promosi ke Liga 1 tampaknya merasa kecewa dengan jalannya pertandingan, yang memicu kemarahan suporter.
Akibat insiden ini, inspektur pertandingan akan menyusun laporan resmi untuk diserahkan kepada Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi.
Selanjutnya, LIB akan meneruskan laporan tersebut ke Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk menentukan status pertandingan serta kemungkinan sanksi bagi pihak yang bertanggung jawab.
Situasi ini menjadi perhatian besar bagi dunia sepak bola Indonesia, mengingat insiden kerusuhan seperti ini dapat merugikan klub, suporter, dan kompetisi secara keseluruhan.