SwaraWarta.co.id – Bakmi Gang Kelinci telah menjadi salah satu kuliner legendaris di Indonesia sejak berdiri pada tahun 1957. Resep turun-temurun membuat cita rasanya tetap terjaga hingga kini, memanjakan lidah para pecinta bakmi.
Kenny Sukiman, pemilik generasi kedua Bakmi Gang Kelinci, menceritakan bahwa usaha ini dimulai oleh ibunya, Maya, yang pertama kali berjualan di depan Bioskop Globe. Namun, setelah beberapa waktu, ia terpaksa pindah karena diusir oleh pemilik tempat.
Setelah hampir dua tahun mencari lokasi baru, keluarganya menyarankan untuk berjualan di rumah.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Usaha ini pun berkembang dan akhirnya berpindah ke belakang Kongsi Nomor 16 di Pasar Baru, Jakarta. Kemudian, pada tahun 1975, orang tuanya memutuskan untuk memindahkan warung bakmi ini ke lokasi yang lebih strategis.
Meskipun tetap mempertahankan resep asli, Bakmi Gang Kelinci juga mengalami perkembangan dalam variasi menu.
“Dulu, orang tua saya hanya menjual bakmi rebus, atas usul saya, kami menambahkan menu baru” ujarnya.
Kini, pelanggan bisa menikmati lebih dari seratus menu di Bakmi Gang Kelinci dengan harga yang terjangkau.
Misalnya, seporsi bakmi ayam dijual seharga Rp38 ribu, sedangkan jika membeli dua porsi, harganya menjadi Rp60 ribu setelah mendapat diskon Rp8 ribu.
Bakmi ayam tetap menjadi favorit pelanggan, tetapi Kenny merekomendasikan bakmi spesial yang dibuat dengan telur bebek. Menurutnya, tekstur bakmi ini lebih halus dan memiliki rasa yang lebih kaya.
Selain bakmi, nasi goreng di Bakmi Gang Kelinci juga banyak digemari. Resepnya berasal dari ayah Kenny yang belajar memasak dan mengembangkan cita rasa khasnya sendiri.
Dengan pengalaman puluhan tahun, Bakmi Gang Kelinci terus mempertahankan kualitas dan inovasi agar tetap menjadi pilihan utama bagi para pecinta kuliner di Indonesia.