SwaraWarta.co.id – Puluhan sapi di Kabupaten Blitar dilaporkan mati akibat terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit ini mulai merebak sejak Desember 2024.
Saat ini, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar masih menunggu distribusi vaksin PMK dari Kementerian Pertanian (Kementan).
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Blitar, Nanang Miftahuddin, mengonfirmasi peristiwa ini. Ia menjelaskan, kematian puluhan sapi disebabkan oleh wabah PMK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Data sampai hari ini ada sekitar 30 ekor sapi yang mati dan 15 ekor sapi yang dipotong paksa,” kata Nanang.
Berdasarkan data sementara dari Disnakkan, hingga hari ini tercatat sekitar 30 ekor sapi mati akibat PMK. Selain itu, ada 15 ekor sapi yang terpaksa dipotong untuk mencegah penyebaran penyakit. Secara keseluruhan, jumlah kasus PMK di Kabupaten Blitar mencapai 315 ekor sapi.
Tiga kecamatan yang mencatat kasus PMK terbanyak adalah Kecamatan Panggungrejo dengan 52 kasus, Kecamatan Nglegok 47 kasus, dan Kecamatan Gandusari 32 kasus.
“Data sampai hari ini ada sekitar 30 ekor sapi yang mati dan 15 ekor sapi yang dipotong paksa,” kata Nanang.
Ketika ditanya apakah Blitar masuk kategori wilayah dengan Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk PMK, Nanang menjelaskan bahwa penetapan status KLB hanya bisa dilakukan oleh Kementan.
“Belum (KLB), itu yang menentukan Kementan. Meskipun saat ini kasus PMK di Kabupaten Blitar memang berada di atas standar deviasi,” tegasnya.
Nanang juga mengungkapkan bahwa vaksin PMK saat ini belum tersedia. Pemkab Blitar masih menunggu distribusi dari Kementan.
Sementara itu, peternak diimbau untuk tetap waspada dan melakukan langkah pencegahan terhadap penyebaran PMK.
“Untuk vaksin saat ini kondisi kosong, dan Kementan masih mengusahakan pengadaannya. Jadi untuk sementara, peternak kami imbau untuk waspada dan melakukan pencegahan terhadap PMK sambil menunggu distribusi vaksin,” pungkasnya.
Dengan kondisi ini, peternak di Kabupaten Blitar diharapkan dapat terus memantau kesehatan ternaknya agar wabah tidak semakin meluas.