SwaraWarta.co.id – Dari berita dalam negeri, Tim gabungan pencarian dan pertolongan (SAR) berhasil menemukan dan mengevakuasi dua jenazah korban longsor yang terjadi di Desa Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, pada Rabu pagi (22/1/2025).
Dengan penemuan ini, jumlah korban meninggal dunia yang tercatat hingga siang hari mencapai 19 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Hal ini disampaikan oleh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Abdul menjelaskan bahwa dua jenazah yang ditemukan pada pagi hari ini merupakan bagian dari daftar orang yang dilaporkan hilang setelah bencana longsor yang terjadi pada Senin (20/1).
Korban yang telah teridentifikasi meliputi Revalina (19 tahun), Suyati (P), Kiki Pramudita (23 tahun), Sutar (49 tahun), Riyanto (50 tahun), Ayat (27 tahun), Sumeri (30 tahun), Doni (27 tahun), Winarko (27 tahun), dan Supari (37 tahun).
Selain itu, beberapa korban lain yang juga telah teridentifikasi adalah Sularso (44 tahun), Inawati (23 tahun), Afkar (4 tahun), Husnul Cholifah (35 tahun), Rokhim (40 tahun), Joni Yulianto (45 tahun), Rahmono (24 tahun), Aisah (P), dan Ta’ari (L).
Sementara itu, tujuh korban lainnya masih dalam pencarian, yaitu M. Teguh Imanto, Abiyas, Giyanto, Tegar Hapriyanto, M. Nasrulah Amin, Aurel, dan Ta’adi.
Selain korban jiwa, bencana ini juga menyebabkan kerugian materiil yang cukup besar.
Dua unit rumah dilaporkan rusak berat, dua jembatan rusak, serta tiga kendaraan roda empat mengalami kerusakan parah.
Satu unit kafe juga terdampak, dan tiga akses jalan tertutup akibat longsoran material.
Abdul Muhari menambahkan bahwa tim SAR menghadapi kendala besar dalam upaya penanggulangan bencana ini.
Jalur menuju lokasi yang terdampak longsor terputus, sehingga akses menuju daerah tersebut harus memutar melalui Kali Bening di Kabupaten Banjarnegara.
Meskipun demikian, BPBD Kabupaten Pekalongan bersama instansi terkait terus melakukan pendataan dan penanganan terhadap korban serta lokasi yang terdampak.
BNPB juga mengimbau kepada masyarakat dan tim yang sedang bertugas di lapangan untuk tetap berhati-hati dan waspada terhadap kemungkinan terjadinya bencana susulan.
Kondisi cuaca yang belum menentu menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko bencana lebih lanjut.
Dengan bencana yang masih terus berlanjut, tim SAR dan seluruh pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana berharap dapat segera menyelesaikan upaya pencarian korban yang masih hilang dan membantu warga yang terdampak untuk pulih dari bencana ini.***