SwaraWarta.co.id – Puasa sudah mendekati, selama Ramadhan 2025, Kementerian Agama atau Kemenag berencana mengirimkan seribu dai ke wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) di Indonesia.
Program ini bertujuan untuk memperkuat syiar Islam sekaligus meningkatkan literasi keagamaan di daerah yang minim akses.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk memastikan pelayanan keagamaan yang lebih merata di seluruh pelosok negeri.
Ahmad Zayadi mengungkapkan bahwa program ini akan dilaksanakan melalui kolaborasi dengan berbagai mitra strategis, seperti Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), lembaga filantropi Islam, perbankan syariah, dan Ma’had Aly.
Kerja sama ini dirancang untuk mendukung berbagai kebutuhan operasional, mulai dari pelatihan hingga logistik bagi para dai yang akan bertugas.
Ia juga menekankan bahwa tujuan dari program ini tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga mencakup penguatan ekonomi lokal, pemberdayaan masyarakat, serta pengentasan kemiskinan di wilayah 3T.
Walau dianggap program pengiriman dai ke wilayah 3T ini baru, padahal sebenarnya telah dimulai sejak tahun 2022.
Pelaksana Tugas Subdirektorat Dakwah dan Hari Besar Islam Kemenag, Subhan Nur, menyebutkan bahwa jumlah dai yang dikirim meningkat setiap tahunnya.
Pada tahun 2022, Kemenag hanya mengirimkan delapan dai.
Jumlah ini bertambah menjadi 50 orang pada tahun 2023, lalu melonjak menjadi 500 dai pada tahun 2024.
Untuk tahun 2025, Kemenag menargetkan pengiriman seribu dai ke 198 wilayah 3T yang tersebar di 38 provinsi, termasuk daerah perbatasan.
Subhan Nur menjelaskan bahwa sebelum diberangkatkan, para dai akan mengikuti pelatihan intensif.
Pelatihan ini mencakup berbagai keterampilan penting, seperti metode dakwah, komunikasi, dan adaptasi budaya. Selain itu, mereka juga akan dibekali dengan pengetahuan tentang ekonomi syariah.
Pengetahuan ini diharapkan dapat membantu mereka dalam mendukung pemberdayaan ekonomi lokal di wilayah tugas mereka.
Ahmad Zayadi menambahkan bahwa program ini juga dirancang untuk memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.
Selain menyampaikan ajaran agama, para dai diharapkan dapat berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan sosial dan ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat di wilayah 3T.
Melalui pendekatan ini, Kemenag berharap dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan di daerah-daerah tersebut.
Kemenag juga mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mendukung program ini agar dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi umat.
Dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, dinilai sangat penting untuk memastikan keberhasilan program ini.
Dengan target yang ambisius dan kolaborasi yang luas, program pengiriman seribu dai ini diharapkan tidak hanya memperkuat syiar Islam, tetapi juga menjadi langkah nyata dalam mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi di wilayah-wilayah yang selama ini kurang terjangkau.
Kemenag optimistis bahwa melalui program ini, masyarakat di wilayah 3T dapat merasakan kehadiran negara dalam mendukung kebutuhan spiritual dan kesejahteraan mereka.***