SwaraWarta.co.id – Diberitakan bahwa kebakaran hutan yang melanda wilayah California, khususnya Los Angeles, Amerika Serikat, terus memburuk dan menjadi salah satu bencana terparah dalam sejarah kota tersebut.
Dengan kerusakan yang meluas, bencana ini telah menghancurkan lebih dari 10.000 bangunan, termasuk rumah dan fasilitas bisnis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meskipun ribuan petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan, api masih sulit dikendalikan sepenuhnya.
Faktor Penyebab Kebakaran
Salah satu faktor utama yang memperburuk kebakaran di Los Angeles adalah hembusan Angin Santa Ana yang sangat kencang.
Angin ini dapat mencapai kecepatan hingga 129 km/jam, mempercepat penyebaran api ke berbagai wilayah.
Angin Santa Ana biasanya bertiup dari arah timur ke barat melalui pegunungan di California Selatan, membawa udara kering yang meningkatkan risiko kebakaran.
Selain itu, kondisi vegetasi yang sangat kering akibat kekeringan berkepanjangan menjadi bahan bakar alami bagi api.
Sejak Oktober 2024, pusat kota Los Angeles hanya menerima curah hujan sebesar 0,4 cm, jauh di bawah rata-rata normal.
Kombinasi antara kekeringan, suhu tinggi, dan angin kencang menciptakan kondisi ideal bagi kebakaran untuk meluas dengan cepat.
Kronologi Awal Kebakaran
Kebakaran besar ini pertama kali terdeteksi pada Selasa pagi, 7 Januari 2025, di kawasan Pacific Palisades.
Dalam hitungan jam, api telah menyebar ke Eaton dan Hollywood Hills, melahap ribuan hektare lahan.
Kondisi cuaca ekstrem mempercepat laju kebakaran, membuat upaya pemadaman menjadi tantangan besar bagi tim penyelamat.
Akibat kebakaran ini, lebih dari 1,5 juta penduduk di California Selatan mengalami pemadaman listrik.
Gangguan pada infrastruktur vital, seperti jaringan listrik dan jalan raya, semakin memperparah dampak bencana ini.
Peran Perubahan Iklim
Para ahli mengaitkan skala dan frekuensi kebakaran hutan di California dengan dampak perubahan iklim.
Perubahan pola cuaca yang ekstrem, termasuk musim dingin yang lebih basah diikuti oleh musim panas yang sangat panas, menyebabkan vegetasi di wilayah ini cepat mengering dan mudah terbakar.
Data dari National Weather Service menunjukkan bahwa curah hujan di Los Angeles selama beberapa bulan terakhir berada di bawah rata-rata.
Kondisi ini diperparah oleh suhu yang lebih tinggi akibat pemanasan global, yang menciptakan risiko kebakaran hutan yang lebih besar di masa depan.
Dampak dan Upaya Penanganan
Kebakaran ini tidak hanya merusak ribuan bangunan, tetapi juga memengaruhi kehidupan jutaan orang.
Selain kehilangan tempat tinggal, banyak warga harus menghadapi gangguan pada pasokan listrik dan air bersih.
Meskipun ribuan petugas pemadam kebakaran telah dikerahkan dengan bantuan alat berat dan pesawat pemadam, api masih sulit dikendalikan.
Upaya penanganan terus dilakukan, termasuk evakuasi warga di daerah yang berisiko tinggi.
Kebakaran hutan di California ini menjadi pengingat betapa pentingnya mitigasi risiko bencana dan langkah-langkah untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Kombinasi antara kebijakan lingkungan yang lebih baik dan peningkatan kesadaran masyarakat diharapkan dapat mencegah terulangnya bencana serupa di masa mendatang.***