SwaraWarta.co.id – Aplikasi chatbot kecerdasan buatan (AI) buatan China, DeepSeek, baru-baru ini menjadi aplikasi nomor satu di Google Play Store. Beberapa hari sebelumnya, aplikasi ini juga menduduki posisi teratas di Apple App Store.
Menurut laporan Tech Crunch, aplikasi DeepSeek telah diunduh lebih dari 1,2 juta kali di Play Store dan lebih dari 1,9 juta kali di App Store sejak diluncurkan pada pertengahan Januari.
Namun, jumlah unduhan ini mungkin lebih banyak, karena DeepSeek tercatat memiliki label lebih dari 5 juta unduhan di Play Store.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepopuleran DeepSeek yang menduduki posisi teratas di kedua platform ini menandakan bahwa model AI dari China ini kini bersaing dengan model-model AI dari perusahaan besar Barat seperti OpenAI, Meta, Anthropic, dan Google.
DeepSeek sendiri mengklaim bahwa model AI-nya dilatih dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan model-model dari OpenAI dan Meta.
Meskipun menggunakan chip AI yang lebih sederhana, aplikasi ini menjadi alternatif chatbot untuk ChatGPT. Pengguna bisa menggunakan DeepSeek untuk menganalisis file, menjawab pertanyaan, dan mencari informasi di web.
Aplikasi ini gratis dan memungkinkan pengguna mengunggah file serta menyinkronkan riwayat percakapan di berbagai perangkat.
Meskipun DeepSeek saat ini mendominasi posisi teratas, aplikasi ini masih harus menarik 300 juta pengguna mingguan agar bisa mengalahkan ChatGPT OpenAI dalam hal popularitas jangka panjang.
Dalam beberapa hari terakhir, DeepSeek mendapatkan perhatian besar dari industri. Beberapa startup, termasuk Perplexity dan Gloo (perusahaan yang didirikan oleh mantan CEO Intel, Pat Gelsinger), sudah mulai mengintegrasikan DeepSeek untuk digunakan oleh penggunanya.