SwaraWarta.co.id – Diinformasikan bahwa Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terletak di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik-nya pada Jumat malam, 20 Desember.
Erupsi tersebut memuntahkan kolom abu setinggi 700 meter dari puncak gunung, atau sekitar 2.284 meter di atas permukaan laut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Fenomena ini terdeteksi melalui alat seismograf yang mencatat amplitudo maksimum sebesar 5,9 milimeter dengan durasi erupsi mencapai 41 detik.
Aktivitas vulkanik ini menjadi perhatian serius mengingat status gunung saat ini berada pada Level IV atau “Awas,” yang merupakan kategori tertinggi dalam sistem peringatan dini erupsi gunung berapi.
Herman Yosef S. Mboro, petugas di Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-Laki, menyampaikan peringatan tegas kepada masyarakat dan wisatawan agar tidak mendekati area gunung dalam radius 6 kilometer dari pusat erupsi.
Khusus untuk sektor barat daya, utara, dan timur laut, radius aman diperluas hingga 7 kilometer untuk mengantisipasi potensi bahaya material vulkanik.
Erupsi ini bukan pertama kali terjadi di Gunung Lewotobi Laki-Laki.
Sebagai salah satu gunung aktif di wilayah Flores Timur, aktivitasnya seringkali menimbulkan ancaman bagi penduduk sekitar.
Selain abu vulkanik yang dapat mencemari udara, lontaran material panas dari kawah juga berisiko mengakibatkan kebakaran atau kerusakan di wilayah yang lebih luas.
Kolom abu yang dihasilkan dalam erupsi kali ini dapat menyebar tergantung arah angin, sehingga berpotensi mengganggu penerbangan atau aktivitas sehari-hari masyarakat yang tinggal di sekitar gunung.
Oleh karena itu, kewaspadaan tinggi sangat diperlukan, terutama bagi warga yang berada di sektor dengan radius aman yang telah ditentukan.
Mengingat level status yang sudah berada di tingkat “Awas,” Herman Yosef mengingatkan agar masyarakat selalu mematuhi arahan dari pihak berwenang.
Aktivitas apapun di dalam radius berbahaya harus dihentikan hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Pemerintah daerah juga diharapkan bersiaga untuk kemungkinan evakuasi apabila kondisi memburuk.
Di sektor barat daya, utara, dan timur laut, potensi bahaya diperkirakan lebih besar. Oleh karena itu, radius aman di daerah tersebut diperpanjang menjadi 7 kilometer.
Penduduk diminta untuk selalu mengenakan masker saat beraktivitas di luar ruangan guna menghindari paparan abu vulkanik yang dapat berdampak buruk pada kesehatan pernapasan.
Dalam situasi seperti ini, keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama.
Petugas terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Lewotobi Laki-Laki secara intensif melalui alat pemantau seismograf dan pengamatan visual.
Informasi terkini mengenai kondisi gunung akan terus disampaikan kepada publik untuk memastikan langkah-langkah mitigasi yang tepat dapat dilakukan.
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki ini menjadi pengingat bahwa alam dapat sewaktu-waktu menunjukkan kekuatannya.
Kepatuhan terhadap peringatan dan instruksi dari otoritas terkait adalah langkah bijak untuk melindungi diri dan keluarga dari potensi bahaya yang ditimbulkan.***