SwaraWarta.co.id – Dari berita internasional, Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dijadwalkan kembali ke Gedung Putih dalam waktu dekat, dan rencana kebijakan barunya terkait kendaraan listrik mulai terungkap.
Berdasarkan laporan dari Carscoops pada Selasa, pemerintahan Trump mendatang berencana memangkas berbagai dukungan terhadap kendaraan listrik, termasuk penghapusan kredit pajak federal senilai 7.500 dolar AS (sekitar Rp121 juta).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain itu, pendanaan untuk pembangunan infrastruktur pengisian daya di AS juga diperkirakan akan dihentikan.
Dokumen yang bocor ke media setempat menunjukkan bahwa tim transisi Trump merekomendasikan pengenaan tarif pada bahan baku baterai.
Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan produksi dalam negeri, meskipun terdapat wacana untuk memberikan pengecualian tertentu bagi negara-negara sekutu.
Selain itu, pemerintahan mendatang diperkirakan akan mengalihkan sebagian dana yang sebelumnya ditujukan untuk mendukung adopsi kendaraan listrik ke sektor lain,
seperti elektrifikasi yang berfokus pada penguatan rantai pasokan pertahanan nasional dan pembangunan infrastruktur penting.
Salah satu kebijakan lain yang turut disoroti adalah penghentian upaya Departemen Pertahanan AS untuk menggunakan kendaraan militer bertenaga listrik.
Rencana ini mencerminkan fokus pemerintahan Trump pada pengurangan ketergantungan terhadap teknologi kendaraan listrik, khususnya dalam sektor pertahanan.
Lebih lanjut, tim transisi Trump dikabarkan tengah mengusulkan untuk membatalkan kebijakan pemerintahan Biden yang mewajibkan lembaga federal membeli kendaraan bebas emisi.
Jika usulan ini diterapkan, maka kebijakan pengadaan kendaraan ramah lingkungan oleh pemerintah federal akan berbalik arah.
Selain memangkas dukungan terhadap kendaraan listrik, Trump juga berencana mengembalikan standar emisi dan penghematan bahan bakar ke level tahun 2019.
Perubahan ini akan memungkinkan kendaraan untuk menghasilkan sekitar 25 persen lebih banyak emisi per mil dibandingkan batas yang ditetapkan untuk tahun 2025.
Selain itu, rata-rata efisiensi bahan bakar diperkirakan akan menurun sekitar 15 persen dari standar saat ini.
Kebijakan ini juga mencakup rencana untuk membatasi pengaruh California, yang selama ini dikenal memiliki kebijakan emisi yang lebih ketat dibandingkan negara bagian lainnya.
Meski rencana ini terdengar signifikan, sebagian di antaranya masih berupa usulan awal dan belum tentu mudah untuk diimplementasikan.
Namun, perubahan kebijakan ini diprediksi akan membawa dampak besar pada industri otomotif dan lingkungan di AS.
Di sisi lain, pemerintahan Biden tampaknya sedang berusaha memaksimalkan penggunaan anggaran sebelum Trump resmi dilantik.
Departemen Energi AS baru-baru ini mengumumkan pemberian pinjaman hingga 9,63 miliar dolar AS kepada BlueOval SK, perusahaan patungan antara Ford dan SK Innovation.
Dana tersebut akan digunakan untuk membangun tiga pabrik baterai di Tennessee dan Kentucky, dengan total kapasitas produksi lebih dari 120 gigawatt jam baterai per tahun.
Selain itu, pekan lalu Kantor Program Pinjaman Departemen Energi menyetujui jaminan pinjaman sebesar 1,25 miliar dolar AS untuk EVgo, sebuah perusahaan penyedia infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
Pinjaman ini bertujuan mendukung pembangunan sekitar 7.500 pengisi daya di 1.100 stasiun di seluruh AS.
Rencana pemerintahan Trump untuk memangkas dukungan kendaraan listrik mencerminkan pergeseran prioritas kebijakan energi dan lingkungan.
Jika kebijakan ini diterapkan, industri otomotif AS mungkin akan menghadapi tantangan baru, sementara upaya transisi ke energi ramah lingkungan berpotensi melambat.
Meski demikian, implementasi kebijakan ini masih bergantung pada dinamika politik dan ekonomi yang akan berkembang dalam beberapa bulan mendatang.***