SwaraWarta.co.id – Mantan pemimpin Front Pembela Islam (FPI), Muhammad Rizieq Shihab, mengungkapkan harapannya kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menindak tegas pihak-pihak yang dianggap telah melanggar konstitusi selama pemerintahan sebelumnya.
Permintaan tersebut disampaikan dalam sambutannya pada acara Reuni Akbar 212 yang berlangsung di lapangan Tugu Monas, Jakarta Pusat, Senin, 2 Desember 2024.
Dalam pidatonya, Rizieq menyoroti berbagai persoalan yang menurutnya menjadi warisan negatif dari era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia menuding demokrasi telah dirusak, hukum dilanggar, dan korupsi semakin merajalela.
Selain itu, ia menyebut praktik perjudian yang kian meluas sebagai salah satu bentuk degradasi moral yang membahayakan bangsa.
Rizieq menyatakan bahwa situasi tersebut menggambarkan carut-marut yang terjadi selama sepuluh tahun terakhir.
Dengan nada lantang, ia menegaskan bahwa pihak-pihak yang bertanggung jawab atas kerusakan ini harus diadili, tanpa pandang bulu.
Ia bahkan menyebut nama Joko Widodo sebagai salah satu sosok yang harus dimintai pertanggungjawaban, termasuk kroni-kroninya yang terlibat.
Dalam kesempatan itu, Rizieq juga mengirimkan pesan khusus kepada Presiden Prabowo, meskipun sang presiden tidak menghadiri acara tersebut.
Ia menyampaikan harapannya agar Prabowo mampu menegakkan hukum dan membawa para pelaku pelanggaran hukum ke pengadilan.
Menurutnya, penegakan hukum yang tegas adalah langkah penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Selain memberikan kritik, Rizieq turut menegaskan dukungan penuh dari massa yang memadati lapangan Monas terhadap pemerintahan Prabowo.
Sebagai simbol doa dan harapan, ia mengajak peserta reuni 212 membaca surat Al-Fatihah.
Ia meyakini doa tersebut dapat menjadi perisai bagi pemerintahan Prabowo dari berbagai pengaruh buruk.
Tema yang diusung dalam Reuni Akbar 212 kali ini adalah “Revolusi Akhlak untuk Indonesia Berkah dan Palestina Merdeka.”
Acara ini digelar untuk memperingati momentum Aksi 212 pada 2 Desember 2016, yang menjadi salah satu demonstrasi terbesar dalam sejarah Indonesia.
Aksi 212 pada tahun 2016 dipicu oleh kasus penistaan agama yang melibatkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, yang kala itu menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Demonstrasi tersebut menjadi titik balik dalam perjalanan politik Indonesia, di mana Ahok kalah dalam Pilkada DKI Jakarta dari Anies Baswedan, yang mendapatkan dukungan dari Rizieq Shihab dan kelompoknya.
Kini, delapan tahun setelah aksi tersebut, Reuni Akbar 212 tetap menjadi ajang penting bagi kelompok yang tergabung dalam Front Persaudaraan Islam, nama baru dari FPI.
Acara ini tidak hanya menjadi wadah untuk mengingat peristiwa bersejarah, tetapi juga sebagai momentum menyampaikan kritik dan harapan bagi masa depan bangsa.
Rizieq berharap agar pemerintahan Prabowo tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga memperhatikan pembangunan moral dan penegakan hukum.
Ia percaya bahwa dengan langkah yang tepat, Indonesia dapat menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan berkeadilan.***