SwaraWarta.co.id – Masih dari dunia penerbangan, dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, dunia penerbangan kembali diguncang oleh insiden serius.
Pada Sabtu malam (28/12/2024) waktu setempat, sebuah pesawat maskapai Air Canada terpaksa melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Halifax Stanfield, Kanada.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Insiden tersebut terjadi setelah pesawat mengalami kerusakan pada roda pendaratan.
Penerbangan Air Canada dengan nomor penerbangan 2259, yang berangkat dari Bandara Internasional St. John’s, dilaporkan menghadapi masalah serius saat mendarat pada pukul 9:30 malam waktu setempat atau 1:30 dini hari waktu GMT.
Akibat kerusakan yang terjadi pada pesawat, pesawat tersebut akhirnya tergelincir di landasan pacu, sehingga menyebabkan salah satu mesinnya terbakar.
Tim darurat segera dikerahkan untuk menangani situasi dan memastikan keselamatan seluruh penumpang.
Media melaporkan bahwa langkah-langkah evakuasi dilakukan dengan cepat dan efisien.
Berdasarkan keterangan dari beberapa sumber, seluruh penumpang berhasil dievakuasi tanpa ada laporan korban jiwa.
Dalam wawancara dengan CBC News, salah seorang penumpang bernama Nikki Valentine mengungkapkan pengalamannya.
Ia menjelaskan bahwa masalah pada salah satu ban pesawat menjadi penyebab utama insiden tersebut.
Menurutnya, saat proses pendaratan berlangsung, pesawat sempat miring sekitar 20 derajat ke kiri.
Pada saat yang sama, terdengar suara keras seperti benturan, yang diikuti dengan tergelincirnya salah satu sayap pesawat di atas aspal.
Setelah mendarat, seluruh penumpang langsung dievakuasi ke hanggar terdekat untuk mendapatkan pemeriksaan medis.
Tim paramedis memastikan tidak ada penumpang yang mengalami cedera serius.
Sebagai langkah antisipasi, pihak Bandara Internasional Halifax Stanfield sempat menutup semua penerbangan untuk sementara waktu.
Penutupan ini dilakukan guna memastikan keselamatan operasional bandara pasca-insiden.
Hingga Minggu dini hari waktu setempat, salah satu landasan pacu telah kembali dibuka untuk aktivitas penerbangan.
Insiden ini menjadi yang kedua dalam waktu singkat, setelah sebelumnya kecelakaan pesawat maskapai Jeju Air terjadi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu pagi (29/12/2024).
Kecelakaan tersebut dikhawatirkan menelan korban jiwa hingga 179 orang.
Pihak berwenang saat ini masih melakukan investigasi untuk menentukan penyebab pasti kerusakan pada pesawat Air Canada.
Sementara itu, maskapai penerbangan tersebut menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan otoritas terkait guna memastikan insiden serupa tidak terjadi di masa mendatang.
Dalam dunia penerbangan, keselamatan selalu menjadi prioritas utama. Insiden seperti ini menjadi pengingat bahwa meskipun teknologi telah berkembang pesat, risiko tetap ada.
Oleh karena itu, evaluasi berkala terhadap sistem dan prosedur keselamatan penerbangan menjadi hal yang sangat penting.
Kejadian di Bandara Internasional Halifax Stanfield tidak hanya menyoroti pentingnya respons cepat dari tim darurat, tetapi juga ketangguhan para penumpang yang tetap tenang menghadapi situasi genting.
Meskipun tidak ada korban jiwa, insiden ini meninggalkan pelajaran berharga bagi seluruh pihak terkait dalam dunia penerbangan.***