SwaraWarta.co.id – Anggito Abimanyu, seorang dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM), akhirnya memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Keputusan tersebut terkait dengan tuduhan plagiarisme dalam tulisannya yang berjudul Gagasan Asuransi Bencana, yang dimuat di kolom Opini Kompas pada 10 Januari 2014. Tuduhan ini mencuat setelah adanya temuan bahwa tulisan tersebut sangat mirip dengan karya lain yang ditulis oleh Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan. Dalam artikel ini, kita akan membahas alasan mengapa Anggito Abimanyu dituduh melakukan plagiarisme, bukti-bukti yang mendukung tuduhan tersebut, serta bagaimana cara mengedukasi diri untuk menghindari plagiarisme dalam penulisan karya ilmiah.
Soal Lengkap:
Anggito Abimanyu akhirnya menyatakan mundur sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Pengunduran diri ini terkait dengan plagiarisme pada tulisannya ‘Gagasan Asuransi Bencana’ di kolom Opini Kompas edisi 10 Januari 2014. “dia mengatakan, “telah terjadi kesalahan pengutipan referensi dalam sebuah folder di komputer pribadi yang belakangan diketahui merupakan kertas kerja yang ditulis oleh Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan.”
Atas kejadian itu, Anggito menyatakan menyesal dan meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada rektor dan civitas akademika UGM, dekan dan para dosen FEB UGM, mahasiswa dan alumni UGM, harian Kompas. dugaan plagiarisme PhD jebolan University of Pennsylvania itu mencuat lewat media sosial.
Di situ, si penulis anonim memaparkan dengan detail kesamaan tulisan Anggito dan Hotbonar, tanpa ditulis sumber aslinya. Bahkan dalam banyak kalimat, tulisan Anggito sama seluruh titik-komanya.
Dalam dunia akademis, satu kalimat dengan titik-koma sama sudah hampir dipastikan bentuk plagiarisme.
Dari artikel di atas, silakan Anda jelaskan:
a. Mengapa Anggito Abimanyu dituduh plagiat
b. Kemukakan hal-hal penting bahwa yang bersangkutan melakukan plagiat
c. Bagaimana cara Anda mengedukasi diri dan teman Anda untuk jujur dalam menulis karya ilmiah
Jawaban:
Mengapa Anggito Abimanyu Dituduh Plagiat?
Anggito Abimanyu dituduh melakukan plagiarisme karena tulisannya yang dimuat di Kompas dinilai memiliki kemiripan yang sangat besar dengan karya orang lain. Tuduhan tersebut muncul setelah ada penelusuran oleh media sosial yang menunjukkan adanya kesamaan yang mencolok antara tulisan Anggito dan tulisan yang sudah dipublikasikan sebelumnya oleh Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan.
Tuduhan ini semakin kuat setelah Anggito mengakui bahwa dalam sebuah folder di komputer pribadinya terjadi kesalahan pengutipan referensi. Folder tersebut ternyata berisi dokumen yang berasal dari karya yang ditulis oleh Hotbonar dan Munawar, namun referensinya tidak dicantumkan dengan benar dalam tulisan Anggito.
Hal-Hal Penting yang Membuktikan Terjadinya Plagiarisme
Terdapat beberapa hal penting yang memperkuat dugaan bahwa Anggito Abimanyu memang melakukan plagiarisme, antara lain:
- Kesamaan Tulisan yang Mencolok: Setelah dibandingkan, tulisan Anggito memiliki kemiripan yang sangat besar dengan karya Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan. Bahkan, beberapa kalimat dalam tulisan Anggito hampir sama persis dengan karya asli, termasuk tanda baca seperti titik koma yang sangat identik.
- Tidak Mencantumkan Sumber Asli: Salah satu ciri khas plagiarisme adalah penggunaan ide atau kalimat orang lain tanpa memberikan pengakuan yang jelas terhadap sumber aslinya. Anggito diduga tidak mencantumkan referensi yang semestinya berasal dari tulisan Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan.
- Pengakuan Anggito: Anggito sendiri akhirnya mengakui bahwa telah terjadi kesalahan pengutipan referensi dalam folder di komputernya. Meskipun ia menyatakan bahwa hal tersebut tidak sengaja, pengakuannya ini semakin memperjelas bahwa plagiarisme memang terjadi.
- Penyebaran melalui Media Sosial: Tuduhan plagiarisme terhadap Anggito pertama kali tersebar di media sosial, di mana seorang penulis anonim memaparkan dengan rinci kesamaan antara tulisan Anggito dan karya asli. Hal ini memicu diskusi publik yang lebih luas mengenai plagiarisme dalam dunia akademis.
Cara Mengedukasi Diri dan Teman untuk Jujur dalam Menulis Karya Ilmiah
Plagiarisme adalah pelanggaran serius dalam dunia akademik yang dapat merusak kredibilitas dan integritas seseorang. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi diri dan teman-teman tentang cara menulis karya ilmiah yang jujur dan menghindari plagiarisme. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
- Pahami Apa Itu Plagiarisme: Edukasi diri dan orang lain mengenai definisi plagiarisme. Plagiarisme tidak hanya terbatas pada menyalin teks, tetapi juga meliputi penggunaan ide, konsep, atau penelitian orang lain tanpa memberikan penghargaan yang layak.
- Gunakan Referensi yang Tepat: Selalu mencantumkan sumber yang digunakan dalam penulisan. Jika mengutip tulisan orang lain, pastikan untuk memberikan referensi yang benar dan sesuai dengan standar akademik yang berlaku.
- Gunakan Alat Plagiarisme: Banyak alat online yang dapat membantu memeriksa plagiarisme dalam tulisan, seperti Turnitin atau Grammarly. Menggunakan alat ini bisa membantu kita mengidentifikasi jika ada kesamaan dengan tulisan lain yang belum kita akui sumbernya.
- Kreativitas dalam Menulis: Usahakan untuk menulis dengan cara sendiri dan mengembangkan ide-ide baru. Jangan hanya menyalin apa yang sudah ada, tetapi cobalah untuk memberikan kontribusi pemikiran baru dalam karya ilmiah.
- Konsultasi dengan Pembimbing: Jika ragu tentang cara mengutip atau menggunakan referensi, sebaiknya konsultasikan dengan pembimbing atau dosen. Mereka dapat memberikan panduan yang jelas mengenai etika penulisan ilmiah.
- Jujur dan Terbuka: Jika ada kekeliruan dalam penulisan atau pengutipan, lebih baik mengakui kesalahan dan memperbaikinya. Kejujuran dalam penulisan karya ilmiah sangat dihargai dan menunjukkan integritas seseorang.
Kesimpulan
Tuduhan plagiarisme terhadap Anggito Abimanyu mencuat setelah ditemukan adanya kesamaan yang sangat mencolok antara tulisannya dan karya orang lain. Plagiarisme ini diduga terjadi karena kesalahan pengutipan referensi dalam folder pribadi milik Anggito, yang berisi karya Hotbonar Sinaga dan Munawar Kasan. Sebagai akademisi, penting untuk memahami etika penulisan ilmiah dan menghindari tindakan plagiarisme. Edukasi tentang kejujuran dalam menulis karya ilmiah perlu dilakukan agar hal serupa tidak terulang di masa depan.