SwaraWarta.co.id – Pendakian Gunung Merapi di Jawa Tengah untuk sementara waktu ditutup hingga awal 2025.
Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan tingginya aktivitas vulkanik di kawasan tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, Hadi Wijaya, menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan untuk melindungi keselamatan masyarakat dan pengunjung.
Menurut Hadi, masyarakat diminta untuk tidak mendekati area dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.
Aktivitas vulkanik yang terdeteksi meliputi gempa hembusan, gempa vulkanik dangkal, dan tremor yang berlangsung terus-menerus.
Selain itu, data instrumental mencatat adanya satu kali erupsi, yang disertai dengan 17 gempa hembusan dan enam gempa vulkanik dalam.
Penutupan jalur pendakian ini juga melibatkan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk memastikan kebijakan ini dilaksanakan dengan baik.
Hadi menegaskan bahwa aktivitas vulkanik yang terjadi menunjukkan potensi bahaya yang signifikan, sehingga perlu diambil langkah-langkah antisipatif untuk mengurangi risiko bagi masyarakat.
Hadi menjelaskan bahwa status Gunung Merapi terus dievaluasi melalui pengamatan visual dan data instrumental.
Proses ini dilakukan secara mendalam untuk memberikan gambaran yang akurat mengenai kondisi gunung.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk waspada terhadap ancaman lahar dingin, terutama di sungai-sungai yang berhulu di puncak Merapi.
Curah hujan yang tinggi di kawasan tersebut menambah risiko terjadinya banjir lahar dingin.
Material vulkanik yang terbawa oleh aliran air dapat mengancam permukiman dan infrastruktur di sepanjang jalur sungai.
Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bahaya ini.
Selain itu, Hadi mengingatkan tentang kemungkinan terjadinya hujan abu akibat aktivitas vulkanik.
Hujan abu ini tidak hanya dapat mengganggu kesehatan, tetapi juga memengaruhi berbagai aktivitas sehari-hari, seperti transportasi dan pertanian.
Dalam menghadapi situasi ini, PVMBG terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keselamatan masyarakat.
Koordinasi dengan lembaga terkait, seperti BKSDA, dilakukan untuk menyusun langkah-langkah mitigasi yang efektif.
Sosialisasi kepada masyarakat juga ditingkatkan agar mereka memahami risiko yang ada dan dapat mengambil tindakan yang tepat.
Penutupan sementara jalur pendakian Gunung Merapi menjadi salah satu langkah konkret untuk mengurangi risiko bencana.
Langkah ini diharapkan dapat mencegah terjadinya korban jiwa maupun kerugian material akibat aktivitas vulkanik.
Dengan tingginya aktivitas vulkanik yang masih berlangsung, masyarakat di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.
Informasi terbaru mengenai status gunung dan potensi bahaya akan terus disampaikan secara berkala oleh PVMBG.
Penutupan jalur pendakian ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman bencana alam.
Gunung Merapi, sebagai salah satu gunung berapi aktif di Indonesia, memerlukan perhatian khusus dalam pengelolaan kawasan sekitarnya demi keselamatan bersama.***