SwaraWarta.co.id – Diberitakan telah terjadi gempa bumi berkekuatan 5,4 magnitudo mengguncang wilayah Provinsi Bengkulu dan dirasakan hingga Sumatera Selatan pada Rabu (11/12) pukul 17.23 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa pusat gempa berada di laut dengan kedalaman 19 kilometer.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Lokasi episenter tercatat pada koordinat 4.49 Lintang Selatan dan 102.51 Bujur Timur, atau sekitar 45 kilometer dari arah barat daya Bengkulu Selatan.
Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkapkan bahwa gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia.
Berdasarkan analisis awal BMKG, gempa ini tidak memiliki potensi memicu gelombang tsunami.
Getaran gempa dirasakan oleh setiap wilayah dengan tingkat intensitas berbeda.
Bengkulu Selatan dan Seluma mencatat skala intensitas III hingga IV MMI (Modified Mercalli Intensity),
sedangkan Kepahiang dan Kota Bengkulu mengalami intensitas antara II hingga III MMI. Selain itu, Bengkulu Utara juga melaporkan getaran serupa.
Getaran tidak hanya dirasakan di wilayah Bengkulu, tetapi juga menjangkau Sumatera Selatan.
Kota Pagar Alam mencatat intensitas III MMI, sementara Kabupaten OKU Selatan dan Muara Enim masing-masing merasakan intensitas II hingga III MMI dan II MMI.
Skala intensitas III MMI umumnya menggambarkan getaran yang terasa di dalam rumah, dengan benda ringan yang tergantung seperti lampu bergoyang.
Sedangkan skala IV MMI dapat menyebabkan jendela dan pintu bergetar, namun tidak sampai menimbulkan kerusakan berarti.
Hingga pukul 17.55 WIB, BMKG melaporkan bahwa belum ada aktivitas gempa susulan yang terdeteksi.
Namun, masyarakat diimbau tetap waspada dan tidak panik.
Daryono juga mengingatkan agar warga tidak mudah mempercayai informasi yang tidak dapat diverifikasi kebenarannya.
BMKG akan terus melakukan pemantauan dan memberikan laporan terkini jika ada perkembangan.
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat dianjurkan untuk tetap tenang sambil mencari informasi dari sumber resmi.
BMKG menyediakan berbagai saluran untuk mendapatkan informasi, termasuk aplikasi InfoBMKG, akun media sosial resmi BMKG, serta kantor BMKG terdekat.
Gempa seperti ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana alam.
Meski tidak menimbulkan dampak besar atau kerusakan serius, gempa bumi yang terjadi akibat aktivitas subduksi lempeng tektonik selalu memiliki potensi bahaya.
Oleh karena itu, edukasi kebencanaan yang meliputi tindakan evakuasi dan pemahaman skala intensitas gempa sangat diperlukan.
Dengan semakin mudahnya akses informasi melalui teknologi, BMKG mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan platform resmi mereka.
Langkah ini penting untuk memastikan penyebaran informasi yang akurat dan mencegah penyebaran hoaks.
Melalui kejadian ini, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami pola aktivitas gempa bumi di Indonesia yang terletak di wilayah cincin api Pasifik.
Selain itu, kewaspadaan tetap harus dijaga mengingat Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat aktivitas seismik tertinggi di dunia.
Meski gempa Bengkulu kali ini tidak berpotensi tsunami, tetap dibutuhkan perhatian terhadap dampak sekunder seperti tanah longsor atau kerusakan infrastruktur,
terutama di wilayah yang dekat dengan pusat gempa. Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi pihak terkait untuk terus meningkatkan upaya mitigasi dan kesiapsiagaan bencana di seluruh Indonesia.***