SwaraWarta.co.id – Hanya lima bulan setelah ditunjuk sebagai Direktur Olahraga Manchester United, Dan Ashworth harus mengakhiri masa jabatannya dengan cara yang jauh dari kata terhormat.
Kekalahan mengecewakan 2-3 dari Nottingham Forest di Old Trafford, Sabtu malam, tampaknya menjadi akhir dari perjalanan singkatnya bersama klub tersebut.
Menurut laporan Manchester Evening News, Ashworth terlihat meninggalkan Old Trafford dengan suasana yang tak menyenangkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Ia dilaporkan berjalan melewati ruang konferensi pers yang berada di area bawah stadion, didampingi oleh Colette Roche, seorang eksekutif senior HR di klub, serta seorang petugas keamanan.
Hujan deras sisa-sisa Badai Darragh menambah atmosfer suram malam itu. Namun, ekspresi wajah Ashworth jauh lebih menggambarkan kekecewaan.
Pada titik itu, tampaknya keputusan untuk mengakhiri kerjasamanya dengan United sudah tidak bisa dihindari lagi.
Kabar resmi tentang kepergiannya diumumkan oleh Manchester United pada Minggu pagi. Dalam pernyataan singkat sepanjang 41 kata, klub menyatakan:
“Dan Ashworth akan meninggalkan perannya sebagai Direktur Olahraga Manchester United melalui kesepakatan bersama.”
Penunjukan Ashworth pada awalnya dianggap sebagai langkah besar dalam upaya Manchester United untuk memperkuat struktur manajemen mereka.
Sebagai sosok yang memiliki reputasi kuat dalam membangun fondasi klub, Ashworth diharapkan membawa perubahan signifikan, terutama dalam hal rekrutmen pemain dan strategi jangka panjang klub.
Namun, sejak awal, tekanan di Old Trafford tampaknya terlalu besar.
Di tengah performa tim yang tidak konsisten di lapangan, Ashworth juga menghadapi kritik atas kurangnya langkah konkret dalam menyelesaikan berbagai masalah internal.
Hasil buruk seperti kekalahan dari Nottingham Forest hanya memperburuk situasi, membuat masa depannya menjadi bahan spekulasi sebelum akhirnya diputuskan.
Kepergian Ashworth memicu beragam reaksi dari para pendukung klub.
Banyak yang mempertanyakan keputusan United untuk mengakhiri hubungan dengan seorang direktur olahraga yang baru saja mulai menjalankan perannya.
Namun, ada juga yang merasa bahwa keputusan ini mencerminkan kebutuhan mendesak klub untuk menemukan solusi cepat demi mengembalikan kejayaan.
Badai kritik juga tidak hanya menghantam Ashworth.
Kepemimpinan klub, termasuk manajemen puncak dan pelatih Erik ten Hag, turut menjadi sasaran ketidakpuasan suporter yang merasa bahwa United terus terjebak dalam siklus kegagalan, baik di dalam maupun luar lapangan.
Dengan keluarnya Ashworth, Manchester United kini menghadapi tantangan baru dalam mencari pengganti yang mampu memenuhi ekspektasi tinggi klub.
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah keputusan ini akan membawa perbaikan nyata atau justru memperpanjang daftar masalah yang belum terselesaikan.
Di tengah semua drama ini, satu hal yang pasti: tekanan di Old Trafford tetap tak kenal ampun.
Klub yang pernah mendominasi sepak bola Inggris kini terus berjuang untuk kembali ke puncak, dan setiap langkah yang mereka ambil akan terus berada di bawah sorotan tajam para penggemar dan media.
Saat ini, fokus utama United adalah mencari stabilitas, baik di level manajemen maupun performa tim.
Waktu akan membuktikan apakah keputusan untuk memutus hubungan dengan Ashworth adalah langkah yang tepat atau sekadar respons impulsif terhadap tekanan jangka pendek.***