Swarawarta.co.id – Sudah enam hari berlalu sejak banjir melanda dua desa di Kecamatan Kesamben, Jombang, akibat luapan Sungai Avur Watudakon.
Hingga kini, air belum juga surut, membuat warga terdampak mulai mengalami berbagai masalah kesehatan seperti penyakit kulit, demam, serta batuk dan pilek.
Banjir yang merendam Dusun Beluk, Desa Jombok, mencapai kedalaman antara sebetis hingga 170 cm.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, di Dusun Kedondong, Desa Blimbing, ketinggian air bervariasi dari 15 cm hingga 80 cm.
Kondisi ini memengaruhi lebih dari 3.000 jiwa, dengan 168 orang terpaksa mengungsi ke tempat penampungan.
Sebagian warga memilih berlindung di rumah keluarga atau kerabat mereka.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Jombang, Wiku Birawa, mengungkapkan bahwa warga yang terkena dampak banjir umumnya menderita penyakit kulit seperti gatal-gatal, disertai demam, batuk, dan flu.
Meski begitu, ia memastikan bahwa kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, obat-obatan, dan fasilitas MCK telah disediakan oleh pemerintah daerah.
Menurut Wiku, banjir terjadi akibat tingginya intensitas hujan yang turun dalam waktu lama, membuat Sungai Avur Watudakon tidak mampu menampung debit air yang meningkat drastis.
Untuk mempercepat surutnya banjir, BPBD Jombang terus berkoordinasi dengan BBWS Brantas, Perum Jasa Tirta, dan Dinas PU SDA Jawa Timur.
Mengingat potensi hujan diperkirakan masih akan berlangsung hingga Januari 2025, penanganan segera menjadi prioritas utama.