SwaraWarta.co.id – Data dari Kementerian Keuangan Kamboja menunjukkan bahwa China belum menyetujui pinjaman baru untuk negara tersebut selama sembilan bulan pertama tahun 2024.
Padahal, dalam beberapa tahun terakhir, China menjadi kreditor utama bagi Kamboja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Penurunan pendanaan ini mungkin mencerminkan pendekatan China yang lebih hati-hati dalam berinvestasi di Kamboja, terutama setelah sejumlah proyek infrastruktur di negara Asia Tenggara itu dinilai belum berhasil.
Berdasarkan data pemerintah Kamboja, China menyumbang lebih dari sepertiga dari total utang luar negeri Kamboja yang mencapai $11,6 miliar.
Namun, dari Januari hingga September 2024, tidak ada pinjaman baru yang disepakati, berbeda dengan periode yang sama tahun lalu ketika China memberikan hampir $212 juta.
Ketika ditanya soal penghentian pinjaman ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China tidak memberikan tanggapan langsung.
Namun, pada 11 Desember, ia menegaskan hubungan erat antara kedua negara.
“China dan Kamboja adalah teman yang tak terpisahkan. Kami akan terus memperkuat kerja sama dan mendukung pembangunan serta peningkatan kesejahteraan rakyat Kamboja,” ujarnya.
Di sisi lain, juru bicara Kementerian Keuangan Kamboja, Meas Soksensan, juga tidak memberikan komentar langsung mengenai data pinjaman tersebut.
Namun, dalam sebuah unggahan di Facebook pada Minggu lalu, ia membantah informasi yang menyebutkan bahwa China menghentikan pemberian pinjaman kepada Kamboja.
Ia juga menyebutkan bahwa Kamboja masih memiliki banyak proyek yang sedang dalam tahap evaluasi dan akan segera mendapatkan pendanaan, termasuk hibah dan pinjaman konsesional.
Tetapi, ia tidak merinci data resmi yang menunjukkan tidak adanya pinjaman baru dari China selama tahun ini.
Meski demikian, penghentian pinjaman baru dari China tidak memengaruhi total pembiayaan yang diterima Kamboja secara keseluruhan.
Negara tersebut tetap mendapatkan pinjaman sekitar $1 miliar dari berbagai kreditor lain, jumlah yang hampir setara dengan pinjaman yang diterima pada periode yang sama tahun lalu.
World Bank menjadi pemberi pinjaman terbesar bagi Kamboja pada tahun 2024, dengan total pembiayaan sebesar $564 juta.
Jepang berada di posisi kedua dengan pinjaman senilai $262 juta. Sebagai perbandingan, pada tahun 2023, China merupakan kreditor terbesar di antara negara mitra, dengan total pinjaman lebih dari $300 juta sepanjang tahun.
World Bank pada tahun yang sama memberikan pinjaman sebesar setengah miliar dolar, menjadikannya sebagai kreditor terbesar secara keseluruhan.
Pada tahun 2022, China menduduki puncak daftar kreditor Kamboja dengan total pinjaman $567 juta, diikuti oleh Jepang dan Asian Development Bank.
Penurunan signifikan dalam pembiayaan China pada 2024 ini menimbulkan pertanyaan mengenai arah hubungan keuangan kedua negara di masa depan.***