SwaraWarta.co.id – Membuat matriks kode pengamatan adalah langkah penting dalam penelitian sosial yang bertujuan untuk memetakan dan mengklasifikasikan informasi yang diperoleh selama proses pengamatan. Matriks kode pengamatan ini digunakan untuk menyusun data secara sistematis, memudahkan analisis, dan meningkatkan konsistensi dalam pengumpulan informasi. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci tentang cara membuat matriks kode pengamatan serta bagaimana mencocokkannya dengan penelitian yang sedang dilakukan.
Soal :
Tugas 3 ISIP4216 – Metode Penelitian Sosial
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
1. Buatlah matriks kode pengamatan
2.Cocokkan matriks kode pengamatan dengan penelitian yang anda lakukan berikan contohnya
Jawaban:
Apa Itu Matriks Kode Pengamatan?
Matriks kode pengamatan adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengorganisir data pengamatan dalam bentuk yang terstruktur. Dalam penelitian sosial, matriks kode pengamatan ini membantu peneliti dalam menganalisis perilaku, interaksi, atau fenomena yang diamati dengan memberi label atau kode pada berbagai aspek yang relevan.
Misalnya, dalam sebuah penelitian sosial yang berfokus pada interaksi sosial di tempat kerja, matriks kode pengamatan dapat mencakup berbagai kategori, seperti jenis interaksi (formal/informal), status sosial, ekspresi wajah, atau bahasa tubuh. Matriks ini memudahkan peneliti dalam menyusun data pengamatan dan memberikan panduan untuk menganalisis hubungan antar variabel.
Langkah-langkah Membuat Matriks Kode Pengamatan
1. Tentukan Tujuan Penelitian
Langkah pertama dalam membuat matriks kode pengamatan adalah dengan memahami tujuan penelitian secara jelas. Misalnya, jika tujuan penelitian adalah untuk mengamati dinamika kelompok dalam suatu organisasi, maka kategori-kategori yang digunakan dalam matriks kode pengamatan harus mencerminkan hal-hal yang relevan dengan dinamika kelompok tersebut.
2. Identifikasi Variabel yang Akan Diamati
Setelah mengetahui tujuan penelitian, identifikasi variabel-variabel yang ingin diamati. Variabel-variabel ini bisa berupa aspek-aspek tertentu yang ingin Anda pelajari lebih dalam, seperti jenis interaksi sosial, komunikasi verbal atau non-verbal, atau peran masing-masing anggota kelompok.
3. Buat Kode untuk Setiap Variabel
Setiap variabel yang telah diidentifikasi harus diberi kode untuk memudahkan pengklasifikasian data. Misalnya, jika Anda ingin mengamati jenis interaksi sosial, Anda bisa memberi kode sebagai berikut:
- Kode 1: Interaksi Formal
- Kode 2: Interaksi Informal
- Kode 3: Diskusi Kerja
- Kode 4: Percakapan Santai
4. Susun Matriks Kode Pengamatan
Setelah variabel dan kode ditentukan, susunlah matriks kode pengamatan dalam bentuk tabel atau diagram. Matriks ini akan berfungsi sebagai alat untuk mencatat setiap kategori pengamatan sesuai dengan kode yang telah ditentukan.
Contoh matriks kode pengamatan dalam penelitian dinamika kelompok:
Kode Interaksi | Jenis Interaksi | Waktu | Peserta |
---|---|---|---|
1 | Formal | 09:00 | A, B |
2 | Informal | 10:30 | C, D |
3 | Diskusi Kerja | 11:00 | A, C |
4 | Santai | 14:00 | B, D |
5. Lakukan Pengamatan dan Pencatatan
Setelah matriks kode pengamatan selesai disusun, lakukan pengamatan sesuai dengan variabel dan kode yang telah ditentukan. Catat semua pengamatan dalam matriks untuk memudahkan analisis selanjutnya.
Cocokkan Matriks Kode Pengamatan dengan Penelitian yang Dilakukan
Setelah membuat matriks kode pengamatan, langkah berikutnya adalah mencocokkannya dengan penelitian yang Anda lakukan. Berikut adalah langkah-langkah untuk mencocokkan matriks kode dengan penelitian:
1. Tentukan Fokus Penelitian
Sebelum mencocokkan matriks dengan penelitian, pastikan bahwa fokus penelitian Anda sesuai dengan variabel-variabel yang ada dalam matriks kode. Misalnya, jika penelitian Anda fokus pada perilaku komunikasi di tempat kerja, pastikan bahwa kode interaksi yang ada dalam matriks mencerminkan aspek-aspek yang relevan dengan komunikasi tersebut.
2. Pencocokan Data
Selanjutnya, cocokkan data yang Anda peroleh selama proses pengamatan dengan kategori yang telah ditentukan dalam matriks. Sebagai contoh, jika Anda mengamati percakapan antara dua kolega di ruang rapat dan percakapan tersebut bersifat formal, maka Anda akan mencatatnya dengan kode 1 (Interaksi Formal) dalam matriks.
3. Evaluasi dan Analisis
Setelah data dicocokkan, evaluasi dan analisislah hasil pengamatan Anda. Matriks kode pengamatan ini akan membantu Anda dalam mengidentifikasi pola-pola yang muncul dalam interaksi antar kelompok sosial yang diamati. Misalnya, Anda mungkin menemukan bahwa interaksi formal terjadi lebih sering pada jam-jam tertentu, atau bahwa peran tertentu mendominasi dalam diskusi kerja.
Contoh Penerapan Matriks Kode Pengamatan dalam Penelitian
Misalnya, dalam penelitian mengenai interaksi sosial di kantor, Anda menggunakan matriks kode pengamatan untuk mencatat berbagai jenis interaksi yang terjadi antar pegawai. Berikut adalah contoh bagaimana matriks kode pengamatan dapat diterapkan:
Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengamati komunikasi antar pegawai dalam pertemuan kantor yang bersifat formal dan informal.
Matriks Kode Pengamatan:
Kode Interaksi | Jenis Interaksi | Waktu | Peserta |
---|---|---|---|
1 | Formal | 08:30 | A, B, C |
2 | Informal | 09:30 | D, E |
3 | Formal | 11:00 | A, C, D |
4 | Informal | 14:00 | B, E |
Cocokkan Matriks dengan Data Pengamatan: Setelah melakukan pengamatan, Anda bisa mengisi matriks dengan data yang diperoleh dan kemudian menganalisis pola interaksi yang ada.
Kesimpulan
Matriks kode pengamatan adalah alat yang sangat berguna dalam penelitian sosial untuk mengorganisir dan menganalisis data pengamatan. Dengan membuat matriks yang tepat dan mencocokkannya dengan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat lebih mudah memahami hubungan antar variabel dan menyusun temuan-temuan penelitian secara sistematis. Proses ini sangat penting untuk memperoleh hasil penelitian yang valid dan dapat diandalkan.