Swarawarta.co.id – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo mencatat puluhan kejadian tanah longsor melanda wilayah tersebut selama Oktober hingga November 2024.
“Tanah longsor per Oktober dan November ada 60 titik yang dilaporkan ke kami (BPBD),” ungkap Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo, Masun, Sabtu (7/12/2024).
Dari total 60 lokasi terdampak di Kabupaten Ponorogo, insiden terbesar terjadi di Desa Banaran Kecamatan Pulung, pada akhir November 2024.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Paling besar di Banaran (Desa Banaran). Kemudian agak darurat di Dusun Sekodok Kecamatan Ngebel pada 19 November,” kata Masun.
Mantan kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan setempat mengungkapkan bahwa selain longsor besar di Desa Banaran, beberapa titik kecil juga ditemukan di Dusun Sekodok. Meski demikian, skala kejadiannya relatif kecil.
Hasil survei dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menunjukkan bahwa Desa Banaran masuk dalam kawasan rawan longsor, meskipun statusnya belum dianggap darurat.
“Untuk Desa Banarang memang dari awal Februari sudah disurvei PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi),” terangnya.
Terkait dampak bencana ini, sebanyak 11 keluarga dilaporkan terancam secara langsung.
Enam di antaranya tinggal di atas area longsor namun masih cukup jauh dari titik utama longsoran, sehingga risiko terhadap mereka perlu terus dipantau.
“5 keluarga lainnya di bawah jauh dari area longsor. Kalau longsor menutup sungai, kemudian hujan sungai membludak mungkin terkena dampak banjir,” pungkasnya.