SwaraWarta.co.id – Dari Liga Inggris, Leicester City telah membuat gebrakan besar dengan menunjuk Ruud van Nistelrooy sebagai pelatih kepala mereka.
Mantan penyerang legendaris Manchester United ini mengambil langkah baru dalam perjalanan karier kepelatihannya, hanya berselang 18 hari setelah menyelesaikan tugas sementara sebagai pelatih di klub lamanya, Manchester United.
Penunjukan Van Nistelrooy diharapkan menjadi titik balik bagi Leicester, yang saat ini tengah berjuang di papan bawah klasemen Liga Inggris, menduduki peringkat ke-16.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Dengan reputasi sebagai salah satu striker paling mematikan dalam sejarah sepak bola, Van Nistelrooy membawa serta pengalaman dan mentalitas kemenangan yang pernah ia tunjukkan selama karier bermainnya.
Ruud van Nistelrooy mencatatkan namanya di buku sejarah Manchester United dengan torehan 150 gol dalam 219 pertandingan antara tahun 2001 hingga 2006.
Keahliannya dalam mencetak gol, ketajamannya di depan gawang, dan mentalitas kompetitifnya menjadikannya sosok yang dihormati di dunia sepak bola.
Setelah memutuskan pensiun pada 2012, Van Nistelrooy langsung mengalihkan fokusnya ke dunia kepelatihan, sebuah langkah yang membawanya semakin mendalam ke dalam sepak bola profesional.
Van Nistelrooy memulai karier kepelatihannya di akademi PSV Eindhoven, tempat ia melatih bakat-bakat muda klub sebelum akhirnya dipercaya memimpin tim utama pada tahun 2022.
Meskipun hanya semusim penuh menangani PSV, ia berhasil meraih gelar Piala KNVB dan membawa timnya finis sebagai runner-up di Eredivisie.
Sebagai pelatih, Van Nistelrooy dikenal dengan pendekatan taktis yang matang dan realistis.
Gaya bermain tim asuhannya cenderung tidak terlalu ofensif, namun tetap berbahaya dan efektif.
Ia menekankan pentingnya pengembangan pemain muda, mengutamakan pertumbuhan individu daripada sekadar mengejar trofi.
Pemain-pemain seperti Cody Gakpo dan Noni Madueke mendapatkan banyak manfaat dari sentuhan Van Nistelrooy selama di PSV.
Begitu pula dengan Xavi Simons, yang menyebutnya sebagai sosok mentor yang berperan besar dalam perkembangannya sebagai pemain.
Setelah meninggalkan PSV pada 2023, Van Nistelrooy memanfaatkan waktu luangnya untuk memperluas wawasan.
Ia belajar langsung dari pelatih-pelatih ternama di beberapa klub besar seperti Real Madrid, Boca Juniors, dan River Plate.
Tidak hanya itu, ia juga menyerap budaya sepak bola lokal, seperti yang ia alami di kawasan La Boca, Buenos Aires.
Pengalaman ini memberinya pemahaman mendalam tentang pentingnya menyesuaikan pendekatan kepelatihan dengan budaya setempat.
Kini, Van Nistelrooy menghadapi tantangan baru bersama Leicester City, sebuah klub yang tengah berusaha keluar dari bayang-bayang degradasi.
Dengan rekam jejaknya sebagai pemain dan pelatih, kehadirannya membawa harapan besar bagi klub dan para penggemar.
Mentalitas juara, perhatian terhadap detail, dan fokus pada pengembangan pemain muda bisa menjadi faktor kunci untuk membangkitkan performa Leicester di sisa musim ini.
Leicester City tentu berharap bahwa pendekatan taktis dan keahlian kepelatihan Van Nistelrooy dapat mengubah nasib mereka.
Jika ia berhasil membawa Leicester keluar dari masa sulit ini, penunjukan ini mungkin akan dikenang sebagai salah satu keputusan terbaik dalam sejarah klub.
Dengan latar belakangnya yang kuat baik sebagai pemain maupun pelatih, Ruud van Nistelrooy memiliki semua bekal untuk menjawab tantangan besar ini.
Kini, saatnya membuktikan bahwa ia tidak hanya legenda di lapangan, tetapi juga seorang pemimpin di tepi lapangan.***